Kamis, Mei 15, 2025
No menu items!

Urus Muhammadiyah Tak Bisa Main-Main

Must Read

TANGERANG SELATAN, JAKARTAMU.COM | Profesionalisme dalam pengelolaan organisasi pada seluruh tingkatan sangat penting, termasuk pada level pimpinan daerah Muhammadiyah. Hal ini Wakil Ketua Biro Pengembangan Organisasi (LPO) PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Ir. Sukamta, S.T., M.T., IPM., saat membuka Pelatihan Penggerak Madya Persyarikatan (PPMP) bagi para sekretaris dan bendaharadi Training Center Universitas Muhammadiyah, Cirendeu, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (15/5/2025).

Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari pada 15–17 Mei 2025, ini bertujuan meningkatkan wawasan dan kompetensi kader di bidang administrasi dan keuangan. Sukamta menegaskan bahwa kegiatan seperti ini tidak boleh dianggap sekadar formalitas.

“Belum tentu kita laksanakan serius, tapi hasilnya harus serius. Itu yang penting,” ujarnya di hadapan peserta pelatihan.

Menurutnya, sekretaris dan bendahara merupakan ujung tombak tertibnya organisasi. Karena itu, materi pelatihan dirancang untuk memperkuat kapasitas mereka dalam manajemen administrasi dan pengelolaan keuangan yang akuntabel.

“Keuangan itu ibarat bahan bakar. Kendaraan sebagus apa pun, kalau tidak ada bahan bakarnya, tidak akan bisa berjalan. Maka uang harus kita kelola dengan amanah, penuh integritas, akuntabilitas, dan keadilan,” kata Sukamta.

Pelatihan ini juga membuka peluang sertifikasi profesi bagi peserta. PP Muhammadiyah, kata Sukamta, telah membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi yang berafiliasi dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Dengan demikian, para sekretaris dan bendahara Muhammadiyah bisa memperoleh sertifikat kompetensi nasional yang resmi.

“Urus Muhammadiyah itu tidak main-main. Sekretaris dan bendahara saja bersertifikat kompetensi berlambang Garuda. Itu hebat,” ujarnya disambut tepuk tangan peserta.

Meski begitu, Sukamta menegaskan bahwa program sertifikasi bersifat opsional dan disesuaikan dengan kesiapan masing-masing pimpinan daerah. Pelatihan dirancang interaktif dengan pendekatan dua arah, yang memungkinkan peserta menggali masalah dan mencari solusi secara bersama.

“Fokus kita bukan pada masalah, tapi pada solusi. Supaya kepala ini isinya ‘prong’—bahasa Jawanya ‘lega’. Masalahnya hilang, diganti dengan solusi,” tutur Sukamta dengan gaya khasnya yang santai.

Sukamta berharap pelatihan berlangsung dinamis dan menyenangkan. Ia bahkan sempat berkelakar, “Tiga hari tapi terasa satu hari. Jangan sampai tiga hari terasa tiga bulan.”

Ketua PWM DKI Jakarta: Muhammadiyah Tak Boleh Berhenti Bergerak, Sekretaris Motornya

TANGERANG SELATAN, JAKARTAMU.COM  | Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta, Dr. Akhmad H. Abubakar, SE, MM, menegaskan bahwa...
spot_img
spot_img

More Articles Like This