Minggu, Desember 8, 2024
No menu items!

Ahli Waris Tokoh Muslim Kulit Hitam AS Gugat CIA dan FBI

Pada 21 Februari 1965 Malcom X meninggal setelah ditembak tiga pria saat berpidato di Audobon Ballroom di New York City.

Must Read

JAKARTAMU.COM | Tiga putri Malcolm X menggugat lembaga intelijen Amerika Serikat (Central Intelligence Agency/CIA), Biro Investigasi Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI) dan Kepolisian New York (New York Police Department/NYPD). Gugatan sebesar USD100 juta tersebut dimumkan pada hari Jumat waktu setempat.

Malcom X adalah pemimpin kulit hitam dan hak-hak sipil terkemuka tahun 1965. Tiga putri ahli warinya menuduh ketiga lembaga pemerintah AS itu berperan dalam pembunuhan ayah mereka. Ketiganya tidak melakukan upaya apa pun menghentikan rencana pembunuhan yang sudah diketahui.

Rencana tuntutan hukum ini sebelumnya telah diungkap pada Februari 2023 oleh salah satu putri Malcolm X, Ilyasah Shabazz. Ketika itu, dia menyatakan keinginan untuk menuntut pemerintah AS atas pembunuhan ayahnya.

Baca juga: Suporter Israel Bikin Rusuh di Paris, Lagu Kebangsaannya Dicemooh

“Seluruh keluarga mereka telah menderita kepedihan yang tak diketahui” selama puluhan tahun, demikian isi gugatan tersebut, dikutip dari Middle East Eye, Sabtu (16/11/2024).

“Mereka tidak tahu siapa yang membunuh Malcolm X, mengapa dia dibunuh, tingkat koordinasi NYPD, FBI, dan CIA, identitas agen pemerintah yang berkonspirasi untuk memastikan kematiannya, atau siapa yang secara curang menutupi peran mereka. Kerusakan yang dialami keluarga Shabazz tidak terbayangkan, sangat besar, dan tidak dapat diperbaiki.”

Malcolm X, yang memiliki nama muslim El Hajj Malik el-Shabazz, lahir dengan nama Malcolm Little pada tahun 1925 di Omaha, Nebraska. Pada 1946, dia dipenjara karena perampokan. Di dalam penjara itulah, dia berkenalan dengan Nation of Islam (NOI), sebuah gerakan Muslim Kulit Hitam yang dipengaruhi ajaran, Elijah Muhammad.

Malcolm dengan cepat menjadi terkenal secara nasional, baik kalangan warga kulit putih dan kulit hitam. Dia dikenal sebagai orator yang mampu berdiri tegak dan mengkritik supremasi mengkritik kulit putih pada saat gerakan yang lebih luas untuk hak-hak sipil kulit hitam masih berjuang untuk mendapatkan dukungan.

Ketika Mirza Ghulam Ahmad Mengaku Imam Mahdi, Penjelmaan ‘Isa al-Masih

JAKARTAMU.COM | Mirza Ghulam Ahmad sebagai pendiri aliran Ahmadiyah, mulai aktif menangkis serangan-serangan kaum propagandis Hindu dan kaum misionaris...

More Articles Like This