Selasa, Januari 14, 2025
No menu items!

Akhlak Islam Menjunjung Tinggi Indahnya Toleransi

Must Read

JAKARTAMU.COM | Islam sangat menunjunjung tinggi toleransi beragama. Rasulullah SAW sangat bersedih saat Abu Thalib, pamannya, meninggal meski dalam keadaaan tetap kafir.

Tak pernah pula ada kisah atau catatan sejarah bahwa para sahabat membunuh sanak dan keluarga mereka yang kafir, selama mereka tidak memerangi Islam secara langsung.

Begitulah akhlak muslim yang terungkap dalam kajian ba’da subuh Ustaz Ahmad Satiri Achfas, Lc. MA di Masjid Assudairi Muhammadiyah, Jalan Persahabatan Raya Jakarta Timur, Rabu (25/12/2024)

Dalam kajian yang bertepatan pada Hari Natal itu, Ustaz Satiri menegaskan bahwa untuk urusan aqidah, agama mengajarkan lakum diinukum waliyadiin. Tetapi dalam hal atau urusan berbangsa, bernegara, bertetangga, haditsnya jelas.

Baca juga: Batas-Batas Toleransi Beragama Berdasarkan Al Quran dan Hadis

”Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR Muslim).

”Saya paling senang, saat Hari Raya Imlek. Kebetulan saya bertetangga dengan orang-orang Tionghoa, banyak kue dan dodol China yang diantar ke rumah saya,” ujar Ustaz Satiri.

”Saya terima kuenya, saya ucapkan terima kasih atas kebaikan mereka, tetapi saya tidak mengucapkan selamat atas perayaan mereka,” kata dia.

Ustadz Satiri juga menjelaskan, demi menghormati tetangga yang merayakan hari raya mereka, boleh juga untuk ikut membantu berbenah atau menyiapkan bangku dan meja. Hal tersebut juga tertuang dalam Fatwa Tarjih.

Fatwa yang termuat di Suara Muhammadiyah Edisi Nomor 5 Tahun 2020 itu menyebutkan, boleh membantu atasan di kantor dalam perayaan natal seperti penyediaan kursi, ornamen, dan lain-lain.

Dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia, kata Ustaz Satiri, ada mertua non-muslim berdampingan dengan anak dan menantu yang muslim. Ada kakak muslim satu rumah dengan adiknya yang non-muslim.

”Agama boleh berbeda tetapi silaturrahmi harus tetap dijaga. Yang tidak boleh adalah mencampuradukan ibadah menjalankan agama,” tutur dia.

Baca juga: Bukan Toleransi Beragama, Menghargai Orang Lain tetapi Keyakinan Sendiri Tak Dihormati

Ustaz Satiri mengisahkan seorang muslim yang mertuanya beragama Kristen. Ketika Natal tiba, sang menantu tetap datang ke rumah mertuanya sebagai bentuk adab anak terhadap orang tua.

Setelah kebaktian di gereja selesai, sang menantu pun tetap mencium tangan dan memberikan hadiah untuk mertuanya, juga makan-makan selama dia tahu makanan itu halal. Namun tak sekali pun sang menantu mengucapkan selamat Natal kepada mertuanya.

Sebaliknya tidak pernah pula sang mertua mempersoalkan kenapa tidak ada ucapan selamat Natal dari menantunya. Sang mertua itu malah menyiapkan sajadah sehingga anak dan menantunya yang muslim bisa melaksanakan salat.

Begitulah toleransi, sangat indah dalam praktik yang benar dan bukan sekadar omon-omon.

Untold Story Muhadjir Effendy Jadi Menteri Kabinet Jokowi

JAKARTAMU.COM | "Waktu itu Pak Jokowi telah ditetapkan menjadi presiden. Saya bertemu waktu masih di rumah dinas Gubernur DKI...

More Articles Like This