Kamis, Mei 8, 2025
No menu items!

Belajar Arti Pengabdian yang Tak Pernah Mati

Must Read

HARI itu, Rabu, 7 Mei 2025, mentari belum terlalu tinggi menjadi saksi bisu atas duka di jalanan Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah. Sebuah angkot berisi 17 guru PAUD asal Magelang yang akan bertakziyah ke rumah seorang ulama, KH. Barzakki pun berubah menjadi musibah.

Sebuah truk tronton meluncur tak terkendali. Sebuah truk tronton, yang diduga mengalami rem blong, meluncur tak terkendali. Dalam hitung detik, benturan keras terjadi merenggut 11 orang di antara mereka. Mereka adalah para pendidik yang selama ini mengabdi demi membentuk generasi bangsa dari usia emas.

Rasanya Hening tak cukup mewakili luka ini. Air mata tak cukup membasuh duka yang menganga. Para guru PAUD bukan sekadar pengasuh atau penjaga anak. Mereka adalah para penjaga masa depan bangsa. Mereka menanamkan nilai pertama dalam hidup seorang anak—tentang huruf, angka, tentang tanggung jawab, tentang kasih sayang, bahkan tentang shalat pertama yang diajarkan dengan lembutnya. Mereka bukan tokoh besar di layar kaca. Bukan tokoh viral di media sosial. Tapi diam-diam, mereka adalah arsitek hati anak-anak kita.

Kita tahu, profesi guru PAUD adalah salah satu profesi yang penuh cinta, tapi tak selalu penuh penghargaan. Banyak dari mereka bergaji kecil, jauh dari kata layak. Tapi mereka tetap datang setiap pagi, menyambut anak-anak dengan senyuman, menggandeng tangan-tangan mungil menuju kelas, dan mengisi hari dengan nyanyian, cerita, dan pelukan hangat.

Tak sedikit di antara mereka yang secara pribadi mengorbankan waktu, tenaga, bahkan uang sendiri demi kenyamanan anak didiknya. Semua dilakukan dengan satu alasan: karena mereka mencintai pekerjaan ini. Mereka mencintai anak-anak bangsa ini.

Dan karena itu pula, mereka berangkat bersama dalam mobil kecil itu. Karena cinta dan kepedulian kepada sesama.

Tanyakan pada anak-anak PAUD, siapa yang mereka tunggu saat pagi? Siapa yang mereka peluk saat menangis? Siapa yang mereka ikuti dengan semangat saat belajar menulis atau mewarnai? Jawabannya hanya satu: Bu Guru. Hari ini, pelukan itu hilang. Senyuman itu pergi. Tapi pengaruhnya tak akan pernah mati. Kematian mereka bukan hanya kabar duka. Ia adalah pengingat keras bagi kita semua.

Peristiwa ini adalah pengingat bahwa guru-guru PAUD membutuh perhatian, mereka layak diberi perlindungan, fasilitas perjalanan yang layak, dan dukungan dalam setiap kegiatan sosial mereka. Kenapa mereka harus berdesakan dalam angkot sewaan untuk menempuh perjalanan antarkabupaten? Mengapa tak ada kendaraan aman yang difasilitasi institusi atau pemerintah daerah untuk urusan kemanusiaan seperti ini?

Pertanyaan-pertanyaan itu harus kita suarakan. Jangan sampai kita hanya mengucapkan “Innalillahi…” lalu kembali lupa. Kita harus bergerak. Agar tak ada lagi kabar tragis semacam ini. Agar pengabdian guru tidak harus berakhir dengan derita yang bisa dicegah.

Mari kembalikan martabat para pendidik usia dini. Kita bisa mulai dari hal kecil. Memberi perhatian lebih. Mengakui jasa mereka. Menyuarakan hak mereka. Membantu agar ada perbaikan sistem dan perlindungan terhadap guru-guru PAUD di mana pun mereka berada.

Lebih dari itu, kita juga harus mengambil semangat pengabdian mereka sebagai teladan. Bahwa dalam dunia yang kian dingin, masih ada orang-orang yang berjalan dalam kehangatan kasih. Bahwa dalam dunia yang penuh ego, mereka hadir membawa cinta yang utuh untuk murid-muridnya, bahkan untuk sesama rekan sejawat yang wafat.

Mari kita tundukkan kepala, kirimkan doa terbaik bagi mereka. Semoga Allah menerima semua pengabdian mereka sebagai amal jariyah yang tak terputus. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan keteguhan hati. Dan semoga kita, yang membaca ini, tak sekadar larut dalam haru, tapi juga bergerak dalam empati.

Karena dalam duka ini, kita menemukan pelajaran terindah: bahwa hidup adalah tentang mencintai, mengabdi, dan meninggalkan jejak kebaikan yang tak akan lekang oleh maut. Selamat jalan, para guru PAUD terbaik. Jasa kalian tak akan pernah kami lupakan. (*)

Wamenlu Anis Matta Ajak Masyarakat Baca Buku Rencana Strategis Pembebasan Al-Aqsa

JAKARTAMU.COM | Wakil Menteri Luar Negeri Anis Matta mengajak semua masyarakat Indonesia untuk membaca dan mendalami buku berjudul Rencana...
spot_img
spot_img

More Articles Like This