Senin, Januari 13, 2025
No menu items!

Di Balik Es Teh, Bahaya Mengintai Anak-Anak Kita

Jika konsumsinya berlebihan dan ada tambahan gulanya seperti es teh manis, minuman ini bisa menyebabkan efek samping negatif pada kesehatan.

Must Read

JAKARTAMU.COM | Teh sungguh memasyarakat. Harap maklum. Selain air mineral, teh sudah jadi minuman paling populer bagi orang di seluruh dunia.

Konon, China adalah negara pertama yang menemukan teh di dunia, Awalnya, teh digunakan sebagai obat untuk membuat orang tetap terjaga. Teh pertama kali ditemukan secara tidak sengaja sekitar 5.000 tahun atau tahun 2737 Sebelum Masehi.

Dikisahkan, saat itu daun teh hijau jatuh ke dalam cangkir air panas milik Kaisar China, Shen Nong. Kaisar pun memutuskan untuk meminumnya, setelah itu ia menyukai teh tersebut.

Kini minuman sang raja ini, tersaji secara gratis di warung tegal alias warteg-warteg di Jakarta. Lalu, bagaimana teh jika dikonsumsi anak-anak?

Jika mengonsumsi secara moderat, sebenarnya teh bermanfaat untuk kesehatan, termasuk mengurangi peradangan dan risiko penyakit kronis yang lebih rendah. 

Namun, jika konsumsinya berlebihan dan ada tambahan gulanya seperti es teh manis, minuman ini bisa menyebabkan efek samping negatif pada kesehatan.

Dalam artikel kesehatan yang diterbitkan oleh RS Radjiman Wiedioningrat, 6 Agustus 2024, disebutkan manfaat teh pada usia anak-anak belum terlalu jelas.

Orang tua hendaknya memperhatikan asupan teh pada anak-anak karena ada beberapa dampak yang dapat berefek pada anak-anak.

  1. Teh mengandung sekitar 3% kafein, theobromine, dan teofilin.

Ketiga zat tersebut merupakan stimulan. Kandungan stimulan tersebut dapat membuat anak lebih aktif daripada biasanya. Maka dari itu, orang tua harus mengatur kapan waktu anak minum teh. Apabila teh diminum pada malam hari, maka anak akan lebih aktif dan cenderung sulit tidur.

  1. Menjadikan es teh manis sebagai minuman pendamping saat makan sebaiknya dihindari karena polyphenol dan fitat yang terkandung dalam teh menghambat penyerapan zat besi.

Akibatnya, tubuh kekurangan asupan zat besi yang dapat menyebabkan anemia atau kurang darah. Anak-anak diperbolehkan untuk mengonsumsi air teh namun harus diperhatikan jumlah dan waktu saat memberikannya.

Konsumsi teh pada anak sebaiknya tidak diberikan berdekatan dengan jadwal makanan utama sehingga tidak mengganggu penyerapan zat besi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan si kecil.

  1. Era sekarang pilihan teh kemasan semakin menjamur. Teh dalam kemasan biasanya telah ditambahkan gula yang cukup banyak. Satu botol teh isi 250 ml bahkan diperkirakan dapat mengandung gula tambahan sekitar 20 gram.

Padahal organisasi kesehatan dunia WHO menyarankan asupan gula tambahan sebanyak 10% dari total kalori. Bisa dibayangkan dampak yang diperoleh anak bila terlalu sering mengonsumsi teh dalam kemasan.

Teh dalam kemasan yang banyak mengandung gula tambahan ini merupakan salah satu minuman yang dikaitkan dengan meningkatnya kejadian obesitas pada anak.

Pantulan Sang Surya di Balik Monas

MARS Sang Surya mengiringi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya menggema di seputar Lapangan  Monumen Nasional Jakarta,  mengawali pagi pada Minggu...

More Articles Like This