Jumat, Mei 9, 2025
No menu items!

Jadikan Jumat Lebih Istimewa dengan Sedekah: Menyemai Keberkahan di Hari yang Penuh Cahaya

Must Read

DALAM perjalanan hidup yang penuh gejolak ini, manusia terus mencari waktu-waktu terbaik untuk mendekat kepada Allah ﷻ, untuk memperbaiki diri, dan meraih keberkahan yang abadi. Di antara hari-hari yang Allah bentangkan di pekan yang sama, ada satu hari yang tidak biasa, hari yang di dalamnya terdapat keutamaan luar biasa. Itulah hari Jumat. Hari yang disebut sebagai sayyidul ayyam, penghulu segala hari.

Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya Zādul Ma’ād menuliskan bahwa hari Jumat bukan sekadar hari libur mingguan. Ia adalah ladang pahala, momentum spiritual, dan jalan menuju penghapusan dosa. Salah satu amalan yang sangat dianjurkan untuk diperbanyak pada hari Jumat adalah sedekah. Bahkan beliau menegaskan:

“Sedekah di hari Jumat memiliki keistimewaan khusus dibandingkan hari yang lain. Sedekah di hari Jumat, dibandingkan dengan sedekah di hari yang lain, seperti perbandingan antara sedekah di bulan Ramadhan dengan sedekah di selain Ramadhan.”

Perbandingan ini bukan tanpa makna. Kita tahu betapa besar pahala sedekah di bulan Ramadhan, karena saat itu ruhani manusia sedang dalam puncak kesadaran dan amalannya berlipat ganda. Maka ketika hari Jumat disandingkan dengan Ramadhan dalam konteks sedekah, ini mengisyaratkan bahwa sedekah pada hari Jumat memiliki bobot spiritual yang sangat tinggi.

Allah ﷻ berfirman:

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُم بِٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ سِرًّۭا وَعَلَانِيَةًۭ فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ ۖ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan hartanya pada malam dan siang hari secara sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan. Maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 274)

Ayat ini menunjukkan bahwa sedekah bukan hanya bentuk kedermawanan, tetapi juga jalan ketenangan batin dan keselamatan akhirat. Jika kita ingin bebas dari kekhawatiran hidup dan terhindar dari kesedihan abadi, perbanyaklah memberi. Terutama pada hari Jumat, saat langit dibuka dan rahmat Allah melimpah lebih deras dari hari-hari lainnya.

Rasulullah ﷺ juga mengisyaratkan keistimewaan Jumat sebagai hari ibadah dan penguatan iman. Beliau bersabda:

خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ

“Hari terbaik yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat.(HR. Muslim)

Jika Jumat adalah hari terbaik, maka semestinya amalan terbaik pula yang kita persembahkan di dalamnya. Sedekah, sebagai bentuk cinta kepada sesama dan perwujudan rasa syukur atas nikmat, adalah salah satu bentuk pengabdian yang sangat dianjurkan pada hari ini. Bukan soal nominal, tapi tentang keikhlasan yang melapangkan hati dan mengundang berkah dari langit.

Mengapa sedekah di hari Jumat begitu utama? Karena pada hari itu, banyak hal istimewa terjadi. Allah menciptakan Nabi Adam ‘alaihis salam, Allah memasukkan Adam ke dalam surga, Allah mengeluarkan Adam dari surga. Di hari itu pula akan terjadi kiamat.

Semua ini tercatat dalam hadis-hadis shahih. Maka wajar jika para ulama memandang Jumat sebagai hari yang sangat layak dimuliakan dengan amalan terbaik, termasuk sedekah.

Tidak hanya itu, Jumat juga hari dikabulkannya doa. Rasulullah ﷺ bersabda:

فِيهِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ

“Pada hari Jumat terdapat satu waktu di mana jika seorang Muslim berdoa di waktu tersebut dalam keadaan berdiri untuk salat, maka Allah akan mengabulkan doanya.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Bayangkan bila sedekah dilakukan beriringan dengan doa pada waktu mustajab itu. Betapa besar ganjaran dan keberkahan yang menanti.

Namun perlu diingat, sedekah bukan hanya perkara memberi uang. Sedekah bisa berupa senyum tulus, mengucap salam, menyingkirkan duri di jalan, bahkan mengusap kepala anak yatim. Dalam hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:

كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ

“Setiap kebaikan adalah sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka jangan tunda. Jadikan Jumat bukan sekadar hari rehat, tapi momentum spiritual. Sisihkan harta, tebarkan kebaikan, dan ajak keluarga untuk turut serta dalam gerakan hati ini. Mulailah dengan yang kecil, tapi niatkan untuk meraih yang besar: rida Allah dan keselamatan akhirat.

Di tengah dunia yang makin sibuk dan kompetitif, sedekah menjadi oase ketenangan. Ia menyembuhkan hati, membersihkan harta, dan mendekatkan kita pada rahmat-Nya. Jika Jumat adalah ladang subur, maka sedekah adalah benihnya. Menanam di hari Jumat, insyaAllah, akan membuahkan keberkahan yang tak hanya dituai di dunia, tetapi juga di akhirat kelak.

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الْمُتَصَدِّقِينَ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ، وَارْزُقْنَا بَرَكَةَ مَا أَنْفَقْنَا فِي سَبِيلِكَ

“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang bersedekah di hari Jumat, dan limpahkan keberkahan atas apa yang kami infakkan di jalan-Mu.”

Pagar Laut yang Terlupakan (2): Di Balik Proyek Raksasa

BAYANGAN penggusuran semakin nyata di benak warga. Kehadiran orang-orang asing yang berkeliaran di ujung desa bukan sekadar kebetulan. Mereka...
spot_img
spot_img

More Articles Like This