Selasa, Juli 1, 2025
No menu items!

Makna Sejati Pergantian Tahun

Must Read

TAHUN baru umumnya disambut dengan euphoria pesta kembang api dengan bunga-bunga janji perubahan yang seringkali hanya wacana belaka. Padahal makna hakiki dari pergantian tahun adalah melakukan muhasabah (introspeksi diri) yang mendalam.

Jikakita tidak belajar dari kesalahan di tahun lalu dan tidak berupaya memperbaiki sikap buruk kita, maka sesungguhnya tahun baru hanyalah angka semata. Waktu terus berjalan, tetapi hati kita tetap gelap. Renungan ini mengajak kita untuk menata diri, memetik hikmah, dan menjemput keberkahan yang sejati dalam setiap hembusan napas.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ﴾

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)

Ayat ini menekankan pentingnya melihat ke belakang, merenungkan perbuatan kita, lalu menyiapkan bekal untuk masa depan yang hakiki: akhirat. Kesalahan yang pernah kita lakukan bukan untuk dilupakan, tetapi untuk dijadikan pelajaran. Rasulullah ﷺ bersabda:

‏«كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ»

“Setiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang bertaubat.” (HR. At-Tirmidzi)

Betapa agung kasih sayang Allah ﷻ, Dia membuka pintu taubat selebar-lebarnya bagi siapa saja yang ingin kembali. Namun, taubat sejati menuntut perubahan perilaku, meninggalkan dosa, menyesali kesalahan, dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Tanpa perubahan nyata, resolusi hanya akan menjadi hiasan bibir.

Sayangnya, banyak di antara kita yang menjadikan tahun baru sebagai momentum hedonisme, lupa bersyukur, dan malah menambah dosa. Padahal, Rasulullah ﷺ bersabda:

‏«لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ…‏»

“Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat sebelum ditanya tentang umurnya untuk apa dihabiskan…” (HR. At-Tirmidzi)

Jika kita tidak belajar dari kesalahan, maka kita termasuk orang-orang yang merugi. Sebab, waktu yang Allah anugerahkan bukan sekadar untuk dihabiskan, tetapi untuk ditanam sebagai amal saleh. Nabi ﷺ pernah menasihati sahabat agar menghargai waktu:

‏«اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ»

“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, sehatmu sebelum datang sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al-Hakim)

Jika setiap tahun kita berbuat kesalahan yang sama, marah pada hal-hal sepele, lalai dalam ibadah, menggunjing orang lain, atau sibuk mengejar dunia semata, maka sungguh kita sedang menyiakan anugerah waktu. Hidup yang singkat ini seharusnya menjadi jembatan menuju keridhaan Allah, bukan ajang menumpuk dosa.

Saat kita berani mengakui kekurangan, berlapang dada menerima kesalahan, lalu berjuang memperbaiki diri, di situlah awal lahirnya cahaya hidayah. Tidak ada manusia yang luput dari khilaf, tetapi berdiam diri dalam dosa adalah kesombongan yang halus.

Mari jadikan tahun baru sebagai lembaran taubat, tekad hijrah, dan awal memperbaiki akhlak. Dekatkan diri kepada Al-Qur’an, perbanyak dzikir, berbuat baik kepada orang tua, tetangga, dan sesama. Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Sebagaimana sabda Nabi ﷺ:

‏«خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ»

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad)

Semoga kita tidak sekadar berpindah kalender, tetapi juga berpindah hati menuju ketundukan dan kecintaan kepada Allah ﷻ. Setiap detik adalah kesempatan. Setiap kesalahan adalah pelajaran. Dan setiap hembusan nafas adalah nikmat yang kelak akan diminta pertanggungjawabannya. Jangan biarkan tahun baru menjadi sia-sia. Mari belajar, berubah, dan terus memperbaiki diri demi akhir yang diridhai-Nya. (*)

Bank Syariah Muhammadiyah adalah Kekuatan Ekonomi Umat

Oleh Lambang Saribuana | Ketua Lazismu DKI Jakarta ALHAMDULILLAH, kabar baik itu akhirnya datang. Sebagai ketua Lazismu DKI Jakarta, saya...

More Articles Like This