Kamis, Mei 1, 2025
No menu items!

Ketua Pembina YBB Apresiasi Peningkatan Akreditasi Prodi di Ubhara

Must Read

JAKARTAMU.COM | Ketua Pembina Yayasan Bharata Bhakti (YBB) Jenderal Pol (Purn) Chairuddin Ismail mengungkap, perkembangan Universitas Bhayangkara Jakarta (Ubhara Jaya) dalam lima tahun mengalami peningkatan signifikan dalam akreditasi di banyak prodi atau jurusan.

“Perkembangan kampus ini sangat pesat. Banyak bidang prodi di Ubhara Jaya hasil akreditasinya A Unggul. Merupakan prestasi yang dapat meningkatkan daya saing di tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,” kata Chairuddin dalam rapat gabungan organ YBB di Kantor YBB Ragunan, Jakarta, Rabu (30/4) siang.

Berbagai upaya terus dilakukan untuk mempertahankan mutu perguruan tinggi yang telah meraih akreditasi unggul ini. “Dengan pengelolaan yang baik, kami yakin ke depan akan lebih baik,” katanya, seraya menambahkan, saat ini Ubhara tak lagi mampu bersaing dengan PT swasta lainnya tetapi sudah mampu bersaing dengan Perguruan Tinggi.

Ketua Pengurus YBB Irjen Pol (P) Winarto Hadi menambahkan, Data menunjukkan pada 2016 kampus ini menerima 1.800 mahasiswa baru, meski sempat mengalami penurunan selama pandemi. Saat ini, Ubhara Jaya memiliki 313 dosen berkualifikasi S2 dan S3 serta puluhan guru besar.

Pada 2024, Ubhara Jaya memberikan kontribusi besar dengan meringankan biaya pendidikan bagi 397 anggota dan keluarga Polri. “Biaya mereka hanya dibebankan 50 persen, sehingga total biaya yang dikeluarkan mencapai Rp2,4 miliar lebih,” jelas Winarto.

Acara tersebut dihadiri lima mantan Kapolri, termasuk Prof Chairuddin Ismail, Jenderal (P) Rusdiharjo, Jenderal Pol (P) Bambang Hendarso Danuri, Jenderal Pol (P) Timur Pradopo, dan Ketua Pengawas Jenderal Pol (P) Rusmihadi.

Sebagai bentuk syukur atas pencapaian akreditasi unggul, digelar acara pemotongan tumpeng yang diserahkan secara simbolis oleh Rusdiharjo kepada Rektor Ubhara Jaya Irjen Pol (P) Prof Dr. Bambang Karsono dan Ketua Pengurus YBB Irjen (P) Pol Winarto Hadi

Indonesia Emas

Dalam kesempatan terpisah, Komjen Pol (P) Togar Sianipar mengatakan, tak ada alasan Indonesia tidak dapat mewujudkan Indonesia emas, karena Indonesia memiliki segalanya.

Secara geografis, Indonesia memiliki wiyah penting berada dikawasan dua benua, Asia dan Australia.
Indonesia letaknya berada di persimpangan dua benua itu, dan dua samudra (Hindia dan Pasifik). Letak ini membuat Indonesia menjadi jalur perdagangan internasional yang vital dan memiliki berbagai keuntungan ekonomi dan budaya.

Kedua ada bonus demografi yang kini sudah mendekati 300 juta jiwa. Dalam demografi ini, ada yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Bangsa Indonesia harus lebih berkualitas, antara lain jangan sampai kuliah di Ubhara, ingin cepat selesai dengan menghalakan segala cara termasuk membuat tesis dan desertasi.
Ketiga Indonesia kaya akan sumber daya alam, ada tambang, minyak, batu bara dan sawit tumbuh subur di Indonesia.

Jika bangsa Indonesia ada malasah, kata Sianpar sambil mengutip pendapat Antropolog Prof. Koentjaraningrat menyatakan, mentalitas bangsa Indonesia selain malas dan tidak peduli dengan orang lain juga suka menerabas, ingin cepat selesai tanpa mau berproses lebih awal.

Mental menerabas inilah yang menyebabkan bangsa ini tidak kunjung maju karena masyarakatnya tidak menghargai proses, malas berhemat, lebih menghargai relasi kekerabatan dibandingkan dengan hubungan fungsional, kurang menghargai kejujuran.

Jepang, Korea Selatan, dan belakangan ini China, bangsanya menghargai proses. Boleh jadi sebentar bangsa Vietnam menyalip kita karena mereka punya mental menang dalam setiap pertarungan. Inilah yang menjadi hambatan Indonesia menuju tahun emas perlu mengoreksi kebiasaan di kita, kata mantan Kapolda Kaltim itu. (imc/asy)

Israel Bombardir Gaza Utara, 13 Warga Palestina Tewas

JAKARTAMU.COM | Sedikitnya 13 warga Palestina tewas dan sejumlah lainnya luka-luka dalam serangkaian serangan udara pasukan pendudukan Israel di...
spot_img

More Articles Like This