Sabtu, Juli 26, 2025
No menu items!

Pengajian Keluarga Jadi Pilar Dakwah Akar Rumput Muhammadiyah di Tirtonirmolo Barat

Must Read

BANTUL, JAKARTAMU.COM | Minggu pagi, 20 Juli 2025, Masjid Al-Muthohar Kempung Bekelan, Kabupaten Bantul, kembali berlangsung Pengajian Keluarga Sakinah yang rutin digelar oleh Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) Tirtonirmolo Barat. Dihadiri lebih dari 400 jamaah, mayoritas perempuan, pengajian menjadi ruang diskusi dan pembelajaran tentang dinamika rumah tangga, nilai Islam, dan peran keluarga dalam membentuk karakter generasi.

Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Tirtonirmolo Barat, Sofriyanto mengapresiasi Aisyiyah mampu mempertahankan pengajian selama lebih dari satu dekade. Keberadaan pengajian keluarga ini sejalan dengan salah satu prioritas Muhammadiyah 2022–2027, yakni memperkuat basis umat di akar rumput. Dalam konteks ranting, keluarga adalah titik awalnya.

MUHAMMADIYAH RANTING TIRTONIRMOLO BARAT DORONG DAN DUKUNG “PENGAJIAN KELUARGA SAKINAH”

“Kita sudah punya forum ini sejak 2012. Ini bukan kegiatan biasa. Ia hidup karena ada partisipasi jamaah, dan ia penting karena langsung menyasar ruang paling krusial dalam dakwah: rumah tangga,” kata Sofriyanto.

Bagi PRM, mendukung pengajian keluarga bukan sekadar agenda kultural, tetapi bagian dari kerja strategis membangun ketahanan sosial. Rumah tangga yang sehat—dengan komunikasi yang terbuka, nilai agama yang berjalan, dan tanggung jawab yang terbagi adil—akan menjadi pondasi yang kuat bagi gerakan Islam modern yang berpijak pada realitas.

Dalam pengajian kali ini dia mengangkat tema dari persoalan sehari-hari yang sering memicu konflik di rumah, yaitu: utang, pengelolaan keuangan, waktu penggunaan gawai, hingga persoalan komunikasi antargenerasi.

Meski begitu, ia menekankan bahwa inti dari keluarga sakinah bukan pada absennya masalah, melainkan pada kemampuan untuk menyelesaikannya dengan saling memahami dan menghargai. Menurut Sofriyanto, pengajian hari itu mesti berdampak pada perubahan sikap dan pola relasi dalam keluarga.
“Kalau pulang dari sini kita bisa mengurangi satu kebiasaan buruk, atau memperbaiki satu cara kita memperlakukan pasangan atau anak, itu sudah langkah besar,” katanya.

Pengajian ditutup dengan doa dari Surat Al-Furqan ayat 74, seraya berharap agar nilai-nilai yang dikaji tidak berhenti di forum, tapi menjadi bagian dari keseharian dalam keluarga masing-masing.
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan-pasangan kami dan keturunan-keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

Penulis: Sofriyanto Solih Mu’tasim, S.Pd.

Batu dari Mars Terbesar Terjual Rp86 Miliar

SEBUAH batu antariksa seberat 24,5 kilogram mengundang perhatian penawar anonym di ruang lelang Sotheby’s New York, dua pekan lalu....

More Articles Like This