JAKARTAMU.COM | Imam al-Ghazali mengatakan pengetahuan tentang diri adalah kunci untuk mengenal Tuhan. Hadits menyatakan, “Dia yang mengetahui dirinya sendiri, akan mengetahui Tuhan.”
Dalam Al-Qur’an juga tertulis, “Akan Kami tunjukkan ayat-ayat Kami di dunia ini dan di dalam diri mereka, agar kebenaran tampak bagi mereka.”
Dalam bukunya berjudul “The Alchemy of Happiness” yang diterjemahkan Haidar Bagir menjadi “Kimia Kebahagiaan” (Mizan, 1979), Al-Ghazali mengatakan tidak ada yang lebih dekat kepada Anda selain diri Anda sendiri.
“Jika Anda tidak mengenal diri, bagaimana bisa mengenal yang lain?” katanya.
Mengetahui bentuk luar seperti badan dan wajah bukanlah pengetahuan sejati tentang diri. Pengetahuan semacam itu tidak membuka pintu untuk mengenal Tuhan.
Jika Anda hanya tahu makan saat lapar dan marah saat tersinggung, maka Anda seperti hewan. Hewan tidak dapat membawa Anda maju dalam pengetahuan rohani. Pengetahuan diri yang sejati adalah mengetahui siapa Anda sebenarnya dan dari mana Anda berasal.
Anda harus bertanya, ke mana Anda pergi dan apa tujuan hidup Anda. Cari tahu di mana kebahagiaan dan kesedihan sejati Anda berada. Sebagian sifat Anda adalah sifat binatang, sebagian sifat setan, dan sisanya sifat malaikat.
Anda harus membedakan sifat mana yang hanya kebetulan dan mana yang pokok. Tanpa pemahaman ini, kebahagiaan sejati sulit ditemukan. Hewan hanya makan, tidur, dan berkelahi. Jika Anda seekor hewan, lakukanlah hal-hal itu.
Setan sibuk dengan kejahatan, kebohongan, dan tipu daya. Jika Anda mirip setan, lakukanlah hal yang sama. Malaikat selalu merenungkan keindahan Tuhan. Mereka bebas dari sifat hewan.
Jika Anda memiliki sifat malaikat, berjuanglah untuk mengenali dan merenungi Tuhan. Merdekalah dari nafsu dan amarah. Ketahuilah mengapa Anda memiliki insting hewan. Apakah Anda tunduk pada insting itu atau mengendalikannya?