Rabu, Agustus 6, 2025
No menu items!

Viva Yoga: Kekuasaan adalah Medan Pengabdian, HMI adalah Ikatan Batin

Must Read

MINGGU malam, 3 Agustus 2025, jarum jam telah menunjukkan lewat pukul sepuluh. Namun suasana Gedung Serbaguna KAHMI Sulawesi Tenggara di Kendari masih ramai. Puluhan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Korps Alumni HMI (KAHMI) berkumpul dalam kelompok kecil, berbincang santai sembari menunggu kedatangan Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi.

Viva Yoga tiba tak lama kemudian. Kunjungannya ke Konawe Utara dan Kendari dalam rangka tugas pemerintahan menyisakan sedikit waktu yang dimanfaatkannya untuk bersilaturahmi dengan sesama kader dan alumni HMI. Ia disambut hangat oleh anggota Presidium KAHMI Sultra, Abdurrahman Saleh dan Muhammad Endang, serta Mastri Susilo, salah satu tokoh KAHMI di wilayah itu yang turut menjadi bagian dalam sejarah Kongres HMI XXI di Yogyakarta (1997) dan Kongres XXII di Jambi (1999).

Setiap kunjungan ke daerah, Viva Yoga hampir selalu menyempatkan diri bertemu dengan kader HMI dan para alumni. “Kalau ada LK2 dan LK3, saya sering hadir sebagai pemateri,” kata mantan Ketua Umum HMI Cabang Denpasar itu.

Baginya, HMI tidak hanya membentuk cara berpikir dan orientasi gagasan, tetapi juga menciptakan ikatan emosional antarkader. “Ikatan itu membuat semuanya terasa satu rasa, satu jiwa,” ujarnya.

Politikus Partai Amanat Nasional ini mengaku senang melihat HMI tetap berada di jalur yang konsisten, kritis, cerdas, dan menjaga independensi etis maupun organisatoris. Menurutnya, alumni HMI yang kini berada di berbagai lembaga kekuasaan, eksekutif, legislatif, dan yudikatif, telah menunjukkan peran yang nyata. “KAHMI turut bertanggung jawab atas arah kemajuan bangsa,” ucapnya.

Ia menegaskan bahwa keberadaan alumni HMI dalam lingkar kekuasaan semestinya menjadi ruang untuk memberi manfaat seluas-luasnya. “Posisi itu harus dijadikan sarana pengabdian kepada masyarakat, umat, dan bangsa,” tambahnya.

Sebagai Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga mengingatkan bahwa bentuk perjuangan alumni di dalam dan di luar kekuasaan memiliki pendekatan yang berbeda. “KAHMI memang beragam, dan dalam keberagaman itu tetap ada ruang untuk bekerja bersama,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan bahwa keikutsertaannya di pemerintahan adalah bagian dari upaya mewujudkan visi Asta Cita. Viva Yoga menyebut, pembentukan kabinet besar oleh Presiden Prabowo bukan tanpa alasan. Indonesia, menurutnya, adalah negara besar yang setara dengan 27 negara di Eropa. Penambahan jumlah kementerian, kata dia, bertujuan agar pemerintahan berjalan efektif dan efisien. Ia memastikan tidak akan terjadi tumpang tindih tugas karena adanya kementerian koordinator.

Sebagai contoh, pembangunan kawasan transmigrasi tidak hanya menjadi tanggung jawab Kementerian Transmigrasi, tetapi juga dapat dikerjakan oleh sejumlah kementerian lain seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan sebagainya.

“Setiap kebutuhan transmigran dipenuhi oleh kementerian yang relevan,” ujarnya. (*)

Cendekiawan Muslim Bahas Viabilitas Masyarakat Madani di Indonesia dan Malaysia

JAKARTAMU.COM | Sejumlah cendekiawan Muslim dari Indonesia berkumpul dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Viabilitas Masyarakat dan Negara Madani...

More Articles Like This