Selasa, Agustus 5, 2025
No menu items!

Kegagalan adalah Petunjuk Allah

Must Read

MANUSIA umumnya melihat kegagalan sebagai akhir, kutukan, bahkan azab. Kegagalan membuat hati remuk, impian seakan menjauh, dan ragu untuk melangkah. Namun dalam perspektif iman kegagalan bukan akhir segalanya. Boleh jadi inilah pintu dari Allah untuk menunjukkan arah yang lebih baik, atau pelindung dari keburukan yang tak terlihat. Inilah cermin ketulusan Allah dalam membimbing hamba-Nya.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًۭٔا وَهُوَ خَيْرٌۭ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًۭٔا وَهُوَ شَرٌّۭ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Ayat ini menegaskan bahwa tidak semua yang tampak buruk itu buruk dalam hakikatnya. Kegagalan, penolakan, dan kehilangan yang kita alami bisa jadi adalah bentuk perlindungan Allah dari sesuatu yang lebih buruk, yang tidak kita ketahui. Bisa jadi kegagalan itu adalah cara Allah mencegah kita dari jalan yang membawa pada kesia-siaan, maksiat, atau penderitaan yang lebih besar.

Rasulullah ﷺ pun pernah mengalami berbagai bentuk kegagalan dalam misi dakwahnya. Ditolak oleh kaumnya, dicaci, bahkan dilempari batu di Thaif. Namun beliau tidak pernah menilai kegagalan itu sebagai kutukan. Sebaliknya, beliau melihatnya sebagai proses penyucian jiwa dan peneguhan langkah. Dalam sebuah hadis disebutkan:

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ، وَإِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ

“Sesungguhnya besarnya pahala sebanding dengan besarnya ujian. Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka. Siapa yang ridha, maka baginya keridhaan; dan siapa yang murka, maka baginya kemurkaan.” (HR. Tirmidzi no. 2396)

Hadis ini mengajarkan bahwa kegagalan adalah bagian dari ujian hidup yang tak lepas dari cinta Allah. Kita diuji bukan karena Allah benci, melainkan karena Dia ingin mendekatkan kita kepada-Nya. Seperti seorang guru yang memberi ujian agar muridnya naik kelas, demikian pula Allah menguji kita dengan kegagalan agar kita naik derajat di sisi-Nya.

Betapa seringnya kita menginginkan sesuatu, lalu gagal meraihnya. Kita menganggapnya sebagai malapetaka, padahal bisa jadi itu adalah bentuk rahmat. Allah mengalihkan kita dari sesuatu yang kita kira baik, menuju sesuatu yang sungguh baik. Ketika Nabi Musa ‘alayhis salaam melarikan diri dari Mesir karena membunuh seseorang tanpa sengaja, ia mungkin merasa bahwa ia gagal sebagai pemimpin dan pelindung. Namun justru dari pelarian itu, Allah membawanya ke Mad-yan, mempertemukannya dengan keluarganya, dan di sanalah ia dipersiapkan untuk menjadi seorang Rasul besar.

Begitu pula Nabi Yusuf ‘alayhis salaam, yang dilempar ke sumur dan dijual sebagai budak. Apakah itu kegagalan? Di mata manusia, ya. Tapi di mata Allah, itu adalah jalan menuju istana Mesir, jalan untuk menyelamatkan banyak jiwa dari kelaparan dan kehancuran. Maka, ketika hidupmu terasa jatuh, percayalah bahwa Allah sedang menata ulang jalanmu menuju sesuatu yang lebih baik.

Kita seringkali melihat kegagalan hanya dari satu sisi: kerugian. Namun jarang kita menyadari bahwa kegagalan bisa menyelamatkan kita dari kesombongan, kelalaian, atau bahkan dari dosa besar. Kegagalan menjadikan kita lebih mawas diri, lebih rendah hati, dan lebih bergantung kepada Allah. Dalam tafsir Ibnu Katsir, dijelaskan bahwa ayat dalam Al-Baqarah tadi menunjukkan bentuk kasih sayang Allah yang sering kali tidak kita sadari.

Allah ﷻ berfirman pula:

فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا * إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًۭا

“Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5–6)

Dua kali ayat ini diulang, menandakan bahwa setiap satu kesulitan akan diiringi oleh banyak kemudahan. Maka jangan pernah berputus asa hanya karena satu kegagalan. Bisa jadi, dalam kegagalan itulah jalan keluar yang lebih indah sedang disiapkan oleh Allah.

Sebagai penutup, mari kita simak doa yang diajarkan Rasulullah ﷺ ketika menghadapi kesulitan dan kegagalan:

اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلًا، وَأَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلًا

“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah, dan Engkau mampu menjadikan kesedihan sebagai kemudahan jika Engkau kehendaki.” (HR. Ibnu Hibban no. 2427)

Kegagalan bisa jadi adalah cara Allah menjaga kita dari sesuatu yang buruk, atau mengarahkan kita menuju sesuatu yang jauh lebih baik dari apa yang kita rencanakan. Maka tetaplah berharap, tetaplah berdoa, dan tetaplah berjalan. Karena bisa jadi kegagalan hari ini adalah pintu bagi kejayaan esok hari. (*)

Ibu Rumah Tangga Berperan Tekan Investasi Tinggi untuk Kurangi Emisi

JAKARTAMU.COM | Perubahan iklim global berkaitan langsung dengan penggunaan energi di tingkat rumah tangga. Tanpa perlu investasi besar, setiap...

More Articles Like This