JAKARTAMU.COM | Tujuh belas bulan berlalu, agresi Israel di Gaza terus menuai hasil mengerikan. Sebanyak 53.486 nyawa warga Palestina melayang, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak tak berdosa.
Ironisnya, setelah sempat terhenti sejenak oleh gencatan senjata yang rapuh, agresi yang disebut sebagai “pembelaan diri” ini kembali menghantam Gaza sejak 18 Maret 2025. Sebanyak 3.340 nyawa kembali direnggut, dan 9.357 lainnya kini hidup dengan luka fisik dan trauma mendalam.
Hanya dalam 24 jam terakhir, sebelum laporan ini ditulis, 136 nyawa tak berdosa lagi-lagi menjadi korban, menambah panjang daftar kejahatan perang yang terus diabaikan dunia. Jumlah korban yang fantastis ini bahkan belum mencakup mereka yang mungkin telah menjadi debu di bawah reruntuhan bangunan yang dibombardir tanpa ampun.
Dunia menyaksikan dengan mata terbelalak, Israel terus mempertontonkan arogansi kekuasaan, seolah nyawa warga Palestina tak lebih berharga dari debu gurun. Situasi kemanusiaan di Gaza bukan lagi krisis, melainkan sebuah tragedi kemanusiaan yang disengaja, sebuah noda memalukan dalam sejarah peradaban modern.
