Kamis, Juli 31, 2025
No menu items!

Meriahnya Agustusan Jangan Sampai Meracuni Anak

Must Read

TAK terasa bulan Agustus tiba. Seperti biasanya, masyarakat akan merayakan Hari Kemerdekaan dengan berbagai lomba, termasuk perlombaan menyanyi atau karaoke yang banyak melibatkan anak-anak di lingkungan RT dan RW.

Namun yang luput dari perhatian dari perlombaan semacam ini adalah pemutaran lagu-lagu dewasa yang tidak cocok untuk anak-anak. Lirik yang berisi tema percintaan bebas, kekerasan verbal, atau ekspresi vulgar acap kali terdengar nyaring dari pengeras suara, bahkan ketika peserta lomba adalah anak usia sekolah dasar.

Sebagai informasi, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak menjelaskan definisi anak adalah setiap individu yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Undang-undang ini menjamin hak anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, serta mendapatkan perlindungan dari segala bentuk kekerasan dan pengaruh buruk, termasuk dari konten hiburan yang tidak sesuai dengan usianya.

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak lagu dewasa yang populer di tengah masyarakat karena musiknya dianggap enak didengar. Sayangnya, banyak pendengar tidak menyadari bahwa di balik musik yang menarik, tersembunyi lirik yang mengandung makna tidak sehat bagi anak-anak. Lebih buruk lagi, lagu-lagu ini dengan mudah dijadikan latar dalam kegiatan publik, termasuk dalam lomba yang melibatkan anak-anak.

Kami yang rutin mengunjungi acara 17-an setiap tahun menyaksikan sendiri bagaimana lagu-lagu seperti itu diputar tanpa pertimbangan. Padahal, tujuan awalnya hanya untuk menyemarakkan suasana. Fenomena ini mencerminkan kurangnya kesadaran bersama tentang pentingnya menciptakan lingkungan yang benar-benar mendukung pertumbuhan anak, bukan sekadar meramaikan acara.

Sudah saatnya semua pihak, baik panitia lomba di tingkat RT/RW, komunitas penyelenggara kegiatan, maupun orang tua, meninjau kembali pilihan lagu yang diperdengarkan untuk anak-anak. Anak membutuhkan ruang yang aman dan sehat untuk mengekspresikan diri, termasuk dalam memilih lagu yang mereka dengarkan atau nyanyikan. Memberikan mereka akses pada lagu-lagu yang sesuai usia bukan hanya soal etika, tetapi juga bagian dari tanggung jawab kita sebagai orang dewasa.

Anak adalah peniru ulung yang cepat menyerap informasi. Lirik lagu dewasa bisa dengan mudah ditiru tanpa mereka memahami maknanya. Hal ini tentu berisiko membentuk pola pikir dan kebiasaan yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan mereka. (*)

Babad Sepehi (8): Intrik di Balik Tembok Keraton

ANGIN dari arah selatan membawa bau anyir pagi hari yang mencurigakan. Di balik tembok keraton, tepatnya di ruang tamu...

More Articles Like This