Minggu, Desember 8, 2024
No menu items!

Krismuha: 83 Persen Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kupang Adalah Non-Islam

Kepercayaan terhadap Muhammadiyah juga diberikan secara kolektif oleh salah satu suku di Labuan Bajo, NTT. Bahkan mereka menghibahkan lahan seluas 63 hektar.

Must Read

JAKARTAMU.COM | Komitmen Muhammadiyah dalam mencerdaskan bangsa mendapat sambutan baik dari banyak pihak di berbagai kawasan, salah satu contohnya adalah di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Agung Danarto ketika menutup CRM Awards pada (3/11) di Ilir Timur, Kota Palembang, Sumatra Selatan.

Ketika berkunjung ke Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) beberapa waktu lalu, Agung menyaksikan sendiri inklusivitas yang dibangun oleh Muhammadiyah di sana. Meski sebagai kampus Islam, tapi lebih dari 83 persen mahasiswa UMK adalah non muslim.

Tidak hanya ada, namun UMK di Nusa Tenggara Timur (NTT) juga mampu bersaing dengan perguruan tinggi milik agama lain yang jumlah pemeluknya mayoritas di sana. Bahkan, jumlah mahasiswa UMK lebih banyak universitas agama lain itu.

Menurut Agung Danarto, untuk memikat minat dan mengikat kepercayaan masyarakat, selain dengan keunggulan akademik kampus, Muhammadiyah juga membangun relasi sosial yang baik dengan lingkungan sekitar.

Baca juga: Argumen Muhammadiyah Membolehkan Non-Muslim Mengajar di Perguruannya

Kuatnya bangunan relasi sosial itu yang menggerakkan salah satu masyarakat sana – yang bukan sebagai warga Muhammadiyah, namun dengan rela hati menghibahkan tanah seluas lebih dari tiga hektar untuk dibangun sekolah Muhammadiyah.

“Dia menghibahkan tanahnya tiga hektar untuk kepentingan pembangunan sekolah Muhammadiyah di NTT,” ungkap Agung Danarto.

Tidak hanya secara personal, kepercayaan terhadap Muhammadiyah juga diberikan secara kolektif oleh salah satu suku di Labuan Bajo, NTT. Bahkan mereka menghibahkan lahan seluas 63 hektar.

“Di NTT itu ada juga menghibahkan, tapi ini suka di Labuan Bajo….. itu menghibahkan tanah 63 hektar,” imbuh Agung.

Melihat tinggi kepercayaan kepada Muhammadiyah di kawasan Indonesia timur, Agung optimis Muhammadiyah akan berkembang dengan baik. Kenyataan ini juga yang menjadi alasan PP Muhammadiyah memilih Kupang sebagai tuan rumah Tanwir Muhammadiyah tahun 2024.

Agung Danarto memandang, jika Muhammadiyah berkembang di suatu kawasan akan memiliki dampak baik pada perkembangan kawasan itu di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, termasuk juga ekonomi, dan kerukunan.

Dampak maju dari hadirnya Muhammadiyah ini tidak bisa dilepaskan dari pandangan keagamaan yang dimiliki oleh Muhammadiyah, yaitu Islam Berkemajuan sebagai dasar Muhammadiyah untuk memajukan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta.

Baca juga: Krismuha Irma Amelia Tak Ragu Pilih UMJ untuk Perdalam Ilmu

“Agama Islam itu adalah agama yang senantiasa mendorong pengikutnya untuk selalu maju, kalau ada orang Islam yang tidak terdorong untuk maju berarti ada sesuatu yang keliru dalam pemahaman agama Islamnya,” katanya.

Pandangan Islam Berkemajuan ini adalah agama Islam yang dibawah oleh Nabi Muhammad, yang mengantarkan kejayaan Islam dari yang awalnya tidak dianggap menjadi sebuah peradaban superpower di dunia. (sumber)

Ketika Mirza Ghulam Ahmad Mengaku Imam Mahdi, Penjelmaan ‘Isa al-Masih

JAKARTAMU.COM | Mirza Ghulam Ahmad sebagai pendiri aliran Ahmadiyah, mulai aktif menangkis serangan-serangan kaum propagandis Hindu dan kaum misionaris...

More Articles Like This