JAKARTAMU.COM | ”Di sini senang…di sana senang…di mana-mana hatiku senang….lalalalalalala…. lalalalalalala…. lalalalalalala….lalalalalalala.”
Sekelompok anak sedang menyanyikan syair lagu riang gembira dari dalam tenda Kementerian Sosial di lokasi pengungsian kebakaran Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2025). Sambil bertepuk tangan, anak-anak tersebut menggoyangkan kepala dengan wajah ceria, tampak menikmati suasana pagi itu.

Kegiatan ini merupakan bagian dari layanan psikososial Posko One Muhammadiyah One Response (OMOR). Layanan sekaligus mengakhiri rangkaian aksi pengobatan gratis OMOR selama empat hari sejak 25 Januari lalu.
Ketua OMOR DKI Jakarta Ferawati menjelaskan layanan dukungan psikososial ini merupakan kerja sama dengan Kementerian Sosial, melibatkan RS Jiwa Islam (RSJI) Bunga Rampai Klender, Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) PWM DKI Jakarta, Korps Relawan Muhammadiyah (Kawanmu), serta relawan sosial.
”Mereka berasal dari Uhamka, UMJ, dan UTM Jakarta. Hadir pula relawan SMA Muhammadiyah 4 Jakarta Timur,” kata Ferawati.
Ketua MPKS DKI Jakarta Iqbal Rais menjelaskan, dalam layanan psikososial tersebut diterjunkan tiga dokter psikiatri dari RSJI, psikolog, dan tenaga penunjang medis, serta relawan MPKS.
”MPKS memiliki 80 tenaga relawan sosial terdiri atas para mahasiswa PTM di Jakarta. Mereka siap terjun dalam penananganan bencana maupun yang lain, misalnya ke panti-panti asuhan, untuk mengajar mengaji, bahasa Arab, Bahasa Inggris dan sebagainya,” tutur dia.

Layanan OMOR Menjadi Model
Dalam penanangan korban bencana, layanan biasanya memang diberikan. Menurut Iqbal, layanan ini bertujuan menyingkap problem psikososial para penyintas kebakaran. Targetnya adalah mematiskan ada tidaknya masalah kejiwaan mendalam yang dialami para korban setelah peristiwa kebakaran yang meluluhlantakkan 543 rumah pada 21 Januari lalu itu.
”Setelah proses screening, memang ada yang mengalami sakit kejiwaan dan dirawat di RSJI Klender. Ada juga penghuni tenda, anak-anak, dan sudah kami koordinasikan dengan puskesmas,” terang Iqbal.
Menurut Iqbal, Kementerian Sosial sangat mengapresiasi aksi layanan psikososial OMOR. ”Muhammadiyah melalui OMOR satu-satunya lembaga penanggulangan yang menyediakan layanan psikososial. Ini bisa menjadi model. Inilah saya kira dakwah Muhammadiyah, melalui OMOR semua majelis, lembaga, dan ortom menyatu,” kata dia.
Aktivitas Posko OMOR Jalan Terus
Kendati layanan pengobatan telah berakhir, dapur air Posko OMOR tetap beraktivitas memberikan layanan kepada para penyintas. PC IPM Senen, PC IPM Kemayoran 1, dan PC IPM Kemayoran 2 secara bergantian bertugas di dapur air sejak posko didirikan.
Rabu (29/1/2025) pagi, IPM Ranting SMA Muhammadiyah 4 Jakarta juga turut terjun membantu layanan posko. Menurut Ketua Posko OMOR Farhan AR, aktivitas posko disesuaikan dengan situasi dan kondisi para pengungsi. Saat ini, para pengungsi masih banyak yang bertahan.
”Pemerintah juga telah memperpanjang masa tanggap darurat sampai 2 Februari 2025. OMOR dan MDMC terus melakukan kerja-kerja bakti sosial sampai situasi kondusif. Tanggap bencana itu pasti bakti sosial tapi kalau bakti sosial belum tentu tanggap bencana,” kata Ketua MDMC Jakarta Pusat ini.