Kamis, Maret 20, 2025
No menu items!
spot_img

Mengenal Kiai Sudja’ dan Perjuangannya di Muhammadiyah

spot_img
Must Read

JAKARTAMU.COM | Nama Kiai Haji Sudja’ mungkin tidak sepopuler tokoh-tokoh lain dalam sejarah Islam di Indonesia, tetapi perannya dalam perkembangan Muhammadiyah sangatlah besar. Ia adalah salah satu murid sekaligus sahabat setia dari Kiai Haji Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Sebagai seorang ulama, pendidik, dan pejuang, Kiai Sudja’ turut membangun fondasi gerakan Muhammadiyah yang kini menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.

Jejak Awal Kiai Sudja’

Kiai Sudja’ lahir di Kauman, Yogyakarta, pada masa ketika pendidikan Islam masih sangat tradisional dan terbatas. Ia tumbuh dalam lingkungan pesantren dan mendapatkan pendidikan agama yang kuat sejak kecil. Sebagai santri yang cerdas, ia memiliki ketertarikan besar terhadap pemikiran Islam yang lebih maju dan terbuka.

Pertemuannya dengan Kiai Ahmad Dahlan menjadi titik balik dalam hidupnya. Di bawah bimbingan Ahmad Dahlan, ia belajar Islam dengan pendekatan yang lebih rasional dan kontekstual. Sudja’ muda tidak hanya mendalami Al-Qur’an dan hadis, tetapi juga memahami pentingnya pendidikan modern, ilmu pengetahuan, dan gerakan sosial sebagai bagian dari dakwah Islam.

Peran Kiai Sudja’ dalam Muhammadiyah

Ketika Muhammadiyah didirikan oleh Kiai Ahmad Dahlan pada tahun 1912, Kiai Sudja’ menjadi salah satu tokoh pertama yang bergabung dalam gerakan ini. Ia bukan hanya seorang murid, tetapi juga tangan kanan Ahmad Dahlan dalam mengembangkan organisasi. Beberapa peran penting yang dimainkan oleh Kiai Sudja’ antara lain:

  1. Sebagai Pengajar dan Pembaharu Pendidikan Islam
    Kiai Sudja’ aktif dalam mendirikan sekolah-sekolah Muhammadiyah, di mana ia mengajarkan ilmu agama dengan metode yang lebih modern dan sistematis. Ia juga mengajarkan ilmu umum seperti matematika, sejarah, dan ilmu sosial, sesuatu yang pada saat itu masih jarang ditemui di sekolah berbasis agama.
  2. Menghadapi Tantangan dari Kaum Tradisionalis
    Perjuangan Kiai Sudja’ dalam Muhammadiyah tidak selalu berjalan mulus. Banyak kalangan tradisional yang menolak metode pendidikan yang diperkenalkan oleh Muhammadiyah, terutama karena dianggap terlalu mirip dengan sistem pendidikan Barat. Namun, Kiai Sudja’ dengan penuh kesabaran terus menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan adalah bagian dari Islam dan bukan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran agama.
  3. Memperjuangkan Islam Berkemajuan
    Sebagai seorang ulama yang berpikiran maju, Kiai Sudja’ menekankan pentingnya ijtihad atau berpikir kritis dalam memahami Islam. Baginya, Islam bukan hanya sekadar ibadah ritual, tetapi juga pedoman hidup yang harus memberikan manfaat bagi masyarakat. Pemikiran ini sejalan dengan prinsip Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid (pembaruan).

Warisan dan Pengaruhnya

Meskipun tidak banyak yang mengenalnya secara luas, jejak perjuangan Kiai Sudja’ tetap terasa dalam perkembangan Muhammadiyah hingga saat ini. Pemikiran dan semangat juangnya masih menjadi inspirasi bagi banyak kader Muhammadiyah dalam mengembangkan pendidikan, kesehatan, dan gerakan sosial berbasis Islam.

Berkat dedikasi Kiai Sudja’ dan tokoh-tokoh lain, Muhammadiyah kini telah berkembang menjadi organisasi yang memiliki ribuan sekolah, universitas, rumah sakit, serta berbagai amal usaha yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kisah Kiai Sudja’ mengajarkan bahwa perubahan besar tidak selalu datang dari orang yang berdiri di garis depan sejarah, tetapi juga dari mereka yang bekerja di balik layar dengan ketulusan dan kesungguhan. Perjuangannya dalam membangun Muhammadiyah menjadi bukti bahwa Islam adalah agama yang terus berkembang, berkemajuan, dan memberikan manfaat bagi umat manusia. (Dwi Taufan Hidayat)

spot_img

Aksi Heroik Damkar Semarang: Tambal Jalan Berlubang Demi Keselamatan Pengguna Jalan

JAKARTAMU.COM | Aksi petugas pemadam kebakaran (damkar) Kota Semarang yang menambal jalan berlubang demi mencegah kecelakaan telah menuai pujian...

More Articles Like This