Sabtu, Juni 7, 2025
No menu items!

Menghidupkan Spirit Jurnalisme Mencerahkan Haji Fachrodin

Must Read

BANDUNG, JAKARTAMU.COM | Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Sosial dan Humaniora (FSH) bersama Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung sukses menggelar bedah buku Haji Fachrodin: Lokomotif Literasi dan Pers Islam, Selasa (3/6/2025) lalu. Acara yang dihelat di lantai dua Gedung UM Bandung itu menghadirkan sang penulis, Dr Roni Tabroni MSi.

Roni menyampaikan motivasi penulisan buku ini muncul dari faktanya minimnya kajian terhadap sosok Haji Fachrodin. Padahal, sosok Haji Fachrodin sebenarnya memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan literasi dan pers Islam, khususnya di persyarikatan Muhammadiyah.

Dr Roni Tabroni MSi seusai bedah buku di UM Bandung. Foto/umbandung

“Saya melihat Fachrodin itu sosok yang luar biasa di Muhammadiyah, tetapi jarang dikaji, ditulis, dan didiskusikan. Padahal, dia sangat menginspirasi,” ungkap Roni. Ia menambahkan bahwa Haji Fachrodin adalah tokoh utama pers Islam di Indonesia. Menurut Roni, sosok Haji Fachrodin telah memberikan teladan besar dalam dunia jurnalistik.

“Hidupnya didedikasikan untuk perjuangan jurnalistik yang mampu mencerahkan dan memberi inspirasi kepada masyarakat. Jurnalisme Islam tidak hanya soal keagamaan, tetapi mencakup isu kebangsaan, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, peran Haji Fachrodin dalam dunia jurnalisme penting untuk dipelajari agar dapat terus menginspirasi generasi jurnalis berikutnya,” tegas Roni.

Roni pun berharap pemikiran Haji Fachrodin semakin banyak dibicarakan dan mampu menginspirasi generasi muda Muhammadiyah, khususnya kader IMM, untuk melahirkan karya jurnalistik yang kritis dan berdampak nyata bagi masyarakat.

Ketua Pelaksana Bedah Buku Ariel Raditya menyampaikan bahwa acara ini lahir dari inisiatif komunitas literasi IMM sebagai upaya memperkuat budaya membaca dan berpikir kritis di kalangan mahasiswa.

“Kami ingin memperkuat kemampuan berliterasi, khusunya di UM Bandung. Literasi bukan hanya soal membaca buku, tetapi kemampuan membaca situasi di sekitar. Tema berani berpikir kritis di tengah budaya instan, melatih otak untuk tidak cepat percaya, diangkat agar mahasiswa tidak mudah percaya begitu saja terhadap suatu informasi, melainkan mampu menelaah dan mengkaji relevansinya secara mendalam,” tutur Ariel.

Mendikdasmen Kirim 108 Hewan Kurban ke Pelosok Negeri, Muhammadiyah Beri Apresiasi

JAKARTAMU.COM | Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melaksanakan ibadah kurban bertema Kemendikdasmen Menebar Kurban untuk Negeri. Dalam program...
spot_img
spot_img

More Articles Like This