BELUM banyak warga Muhammadiyah yang tahu tentang PT Utama. Padahal, amal usaha Muhammadiyah ini sudah berdiri sejak 2017 silam.
Pada Minggu (3/8/2025) lalu, bertepatan dengan pengajian Hari Bermuhammadiyah, PT Utama menyerahkan bantuan sebesar Rp25 juta untuk pembangunan sekretariat Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kepulauan Seribu melalui Lembaga Amil Zakat dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) DKI Jakarta.
Pada hari itu juga, PT Utama mengumumkan komitmen untuk menyedekahkan 0,5% hasil transaksi di wilayah Jakarta kepada Lazismu DKI Jakarta. General Manajer PT Utama Abdurahman Wahid mengatakan, komitmen tersebut dilandasi kesadaran bahwa kegiatan operasional perusahaan berada di Jakarta.
”Kegiatan operasional PT Utama kan ada di Jakarta. Tentu kami ingin juga memberikan kontribusi kepada Lazismu DKI Jakarta. Tapi lebih dari itu, kami ingin agar langkah ini bisa memicu amal-amal usaha yang lain untuk melakukan hal yang sama,” ujar Wahid di sela-sela kegiatan Baitul Arqam PDM Jakarta Pusat di Puncak, Bogor, Minggu (10/8/2025).
PT Utama, singkatan dari PT Usaha Terpadu Uhamka, bergerak di bidang konstruksi. “Selama ini kami banyak menangani pembangunan sekolah-sekolah, khususnya sekolah milik Muhammadiyah. Kadang pendanaannya menggunakan dana BOS, kadang dari sumber lain,” jelas Wahid.
Selain konstruksi, perusahaan ini juga menjalankan usaha di bidang manajemen gedung. Layanan yang diberikan meliputi housekeeping, keamanan, hingga perawatan teknis seperti pencucian AC dan perawatan genset. “Itu core business kami,” tambahnya.
PT Utama juga memiliki unit usaha percetakan dan branding merchandise. Produk yang dihasilkan antara lain tumbler dan buku Tamapres. “Jadi, core business kami ada tiga: konstruksi, manajemen gedung, dan percetakan,” ujar Wahid.
Di sektor makanan dan minuman, PT Utama mengelola layanan katering. Semua bidang usaha tersebut berada di bawah satu manajemen. “Struktur kepemilikan sahamnya, 99 persen milik Muhammadiyah dan 1 persen milik koperasi Uhamka. Jadi 99 persen keuntungan dikembalikan ke persyarikatan,” kata Wahid. Kepemilikan Muhammadiyah tercatat atas nama PP Muhammadiyah, dengan komposisi 70 persen atas nama Uhamka dan 29 persen atas nama PP Muhammadiyah.
Berdiri pada 2017, perusahaan ini mencatat pertumbuhan positif setiap tahun. Saat ini jumlah karyawan mencapai 230 orang. Pada Agustus 2025, PT Utama mulai menyalurkan kontribusi ke Lazismu, seiring kepercayaan yang diperoleh untuk menangani proyek di Kompolnas dan Komisi Kejaksaan. “Untuk Kompolnas dan Komisi Kejaksaa n kami mengelola 58 orang personel,” ungkap Wahid.
Meski mencatat pertumbuhan, PT Utama menghadapi sejumlah tantangan. “Tantangan pertama dari sisi internal, karena tidak semua pihak menerima keberadaan kami. Ada banyak pihak lain yang punya usaha serupa meskipun bukan milik persyarikatan,” jelasnya.
Tantangan lain adalah permodalan. “Kalau ingin ekspansi keluar, butuh modal lebih besar. Apalagi model bisnis manajemen gedung itu kami harus talangi gaji karyawan dulu, baru tagih ke pengguna jasa,” kata Wahid.