JAKARTAMU.COM | Dengan puasa berjam-jam selama Ramadan dan berkurangnya asupan air, para ahli medis menyoroti pentingnya memahami bagaimana faktor-faktor ini dapat memengaruhi fungsi ginjal.
Dr. Kareem Kamil Al Dulaimi, Konsultan Nefrologi di Rumah Sakit Medcare Al Safa, Dubai, mencatat bahwa dehidrasi dapat membahayakan ginjal dengan menyebabkan limbah dan asam menumpuk di dalam tubuh.
“Dalam kasus dehidrasi kronis, tubuh memproduksi urin dengan konsentrasi mineral dan bahan limbah yang lebih tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan produksi kristal, yang dapat merusak fungsi ginjal dan menyebabkan penyakit termasuk batu ginjal atau infeksi saluran kemih.”
Menekankan pentingnya hidrasi, ia berkata: “Air membantu ginjal membuang limbah dari darah dalam bentuk urine. Air juga menjaga pembuluh darah tetap terbuka. Jadi, menjaga hidrasi sangatlah penting.”
Tema Hari Ginjal Sedunia 2025 yang jatuh pada tanggal 13 Maret adalah ‘Apakah ginjal Anda baik-baik saja? Deteksi dini, lindungi kesehatan ginjal’.
Meningkatnya suhu
Saat suhu meningkat, Dr. Al Dulaimi menggarisbawahi bahwa risiko yang terkait dengan puasa semakin meningkat.
“Puasa selama musim panas sering dikaitkan dengan memburuknya fungsi ginjal. Orang dengan gangguan ginjal parah biasanya dikecualikan dari puasa selama bulan Ramadan karena puasa dapat meningkatkan kerusakan pada ginjal mereka,” kata Dr. Al Dulaimi.
Batu ginjal
Dr. Krishnam Raju, Konsultan Nefrologi di Prime Hospital, Dubai, mengingatkan kesadaran tentang aspek penting lain dari puasa: batu ginjal pada individu.
“Puasa biasanya mengurangi asupan cairan, yang menyebabkan berkurangnya volume urin. Hal ini dapat meningkatkan konsentrasi zat terlarut seperti kalsium, oksalat, dan asam urat, yang merupakan faktor pemicu pembentukan batu ginjal.”
Penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat menyebabkan hipokalemia (kadar kalium rendah) dan asidosis metabolik ringan, yang keduanya dapat meningkatkan risiko timbulnya batu, katanya.
“Mengurangi asupan kalsium dari makanan selama puasa justru dapat meningkatkan penyerapan oksalat dari usus, yang selanjutnya berkontribusi terhadap pembentukan batu,” imbuh Dr. Raju.
Gejala Batu Ginjal
Batu ginjal sering kali menyebabkan nyeri kram yang hebat di bagian samping dan punggung, yang dapat menjalar ke perut bagian bawah atau area selangkangan. Nyeri biasanya muncul tiba-tiba dan datang secara bergelombang, saat tubuh mencoba mengeluarkan batu tersebut.
Indikasi lain dari batu ginjal meliputi keinginan yang kuat untuk buang air kecil, sering buang air kecil, atau rasa terbakar saat buang air kecil. Urine berdarah, mual, muntah, dan nyeri di ujung penis juga dapat terjadi.
Hal yang harus dilakukan
Minumlah setidaknya 8 hingga 10 gelas air antara waktu berbuka dan sahur untuk mengeluarkan racun dan mencegah pembentukan batu.
Hindari minuman berkafein, minuman manis berkarbonasi, teh, dan kopi, karena dapat menyebabkan dehidrasi.
Batasi makanan asin dan olahan yang meningkatkan penumpukan kalsium di ginjal
Hindari makanan kaya oksalat seperti bayam, coklat, dan kacang-kacangan.
Kurangi konsumsi protein hewani (daging merah, unggas) yang berlebihan karena dapat menyebabkan terbentuknya batu asam urat.
Makanlah buah jeruk seperti lemon dan jeruk untuk membantu mencegah pembentukan batu.
Larangan: Jangan Berpuasa
Jangan berpuasa tanpa berkonsultasi dengan dokter, terutama jika Anda harus mengunjungi perawatan darurat karena nyeri terkait batu ginjal, atau pernah menjalani operasi terkait batu ginjal di masa lalu.
Jangan melewatkan pengobatan tanpa panduan medis.
Jangan abaikan gejala nyeri pada pinggang, punggung bawah, terutama jika disertai mual, muntah atau perubahan pola buang air kecil.
Jangan menahan kencing terlalu lama. Sering buang air kecil bermanfaat dan mencegah kristalisasi berbagai garam yang menyebabkan terbentuknya batu.
Jangan berpuasa jika Anda memiliki penyakit ginjal kronis tingkat lanjut atau riwayat infeksi ginjal yang berhubungan dengan batu ginjal.