JAKARTAMU.COM | Sekelompok anggota parlemen independen Inggris, yang tergabung dalam Independent Alliance, mendistribusikan sebuah buku panduan khusus kepada para jurnalis di lingkungan parlemen Westminster, Senin (12/5/2025). Buku tersebut merupakan respons atas gagalnya media arus utama Inggris meliput dan mengkritisi keterlibatan pemerintah Inggris dalam perang Israel di Gaza, yang oleh banyak pihak disebut sebagai genosida.
Buku saku berjudul Journalism During a Genocide: A Guide to Holding the Prime Minister to Account ini dibagikan kepada sekitar 100 jurnalis, berisi daftar pertanyaan kritis yang seharusnya diajukan kepada Perdana Menteri Keir Starmer dan para pejabat pemerintah terkait kebijakan Inggris terhadap konflik di Gaza. Panduan itu menyoroti lemahnya upaya media untuk menggali peran pemerintah Inggris, khususnya terkait ekspor komponen jet tempur F-35 ke Israel, penggunaan pangkalan udara RAF di Siprus, serta penolakan pemerintah untuk merilis rekaman pengintaian RAF di atas wilayah konflik.
Anggota Independent Alliance, yang terdiri dari mantan pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn serta empat anggota parlemen lain, menegaskan bahwa buku ini hadir untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas pemerintah. Mereka menyoroti sejumlah isu, seperti mengapa pemerintah tetap mengekspor komponen F-35 ke Israel meski jet itu digunakan dalam serangan di Gaza?
Kapan pemerintah akan membuka data lengkap pengiriman senjata ke Israel sejak Oktober 2023? Mengapa pemerintah menolak merilis rekaman pengintaian RAF yang berkaitan dengan kematian pekerja bantuan Inggris di Gaza? Kapan pemerintah dan Menteri Luar Negeri akan menarik pernyataan yang menyangkal terjadinya genosida di Gaza?
Buku panduan ini juga menekankan pentingnya keberanian jurnalis dalam mengungkap kebenaran, meski menghadapi risiko profesional maupun pribadi. “Mengungkap kebenaran memang berisiko. Di Gaza, jurnalis kehilangan nyawa. Di Inggris, jurnalis mungkin kehilangan relasi atau karier. Namun, di tengah genosida yang sedang berlangsung, risiko ini layak diambil,” demikian kutipan penutup dalam buku tersebut.
Jeremy Corbyn secara terbuka mengkritik media Inggris yang dianggap gagal membela rekan-rekan mereka yang terbunuh di Gaza, gagal memperlakukan semua nyawa secara setara, dan gagal meminta pertanggungjawaban pemerintah atas dugaan kejahatan kemanusiaan. “Beginilah cara genosida dinormalisasi-dan media telah gagal secara memalukan,” ujar Corbyn.
Sejak Oktober 2023, lebih dari 61.000 warga Palestina dilaporkan tewas dan 118.000 lainnya luka-luka akibat serangan Israel di Gaza. Sementara itu, pemerintah Inggris dinilai belum mengambil langkah tegas, bahkan di tengah ancaman kelaparan massal dan dugaan pelanggaran hukum internasional yang semakin nyata.
Sumber : Al-Mayadeen