JAKARTAMU.COM | Gaza kembali mencekam setelah serangan artileri Israel pada Senin (12/5/2025) malam menewaskan seorang perempuan Palestina dan melukai sejumlah lainnya di lingkungan Ad-Daraj, timur Kota Gaza. Serangan itu menghantam sebuah fasilitas pendidikan yang tengah digunakan sebagai tempat perlindungan bagi para pengungsi di dekat Sekolah Az-Zahraa.
Menurut keterangan koresponden WAFA, di saat yang sama, pasukan Israel juga membombardir sebuah apartemen yang terletak di seberang toko roti Ajjur, menambah jumlah korban jiwa dan luka di tengah kepungan artileri di kawasan timur kota.
Sejak Israel secara sepihak mengakhiri kesepakatan gencatan senjata pada Selasa, 18 Maret lalu, serangan udara dan darat kembali mengguncang Jalur Gaza. Gelombang serangan ini telah menewaskan ratusan warga Palestina, termasuk lebih dari 100 anak-anak. Data medis terbaru mencatat, jumlah korban tewas telah mencapai sedikitnya 2.749 orang, dengan 7.607 lainnya mengalami luka-luka. Tim-tim penyelamat masih berupaya mengevakuasi korban yang tertimbun reruntuhan bangunan.
Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 33 jenazah, termasuk empat yang berhasil dievakuasi dari bawah puing-puing, serta 94 korban luka telah dilarikan ke rumah sakit-rumah sakit di Gaza. Sementara itu, situasi kemanusiaan di wilayah tersebut kian memburuk akibat blokade yang terus berlangsung dan larangan masuknya bantuan medis serta kemanusiaan.
Sejak serangan besar-besaran dimulai pada Oktober 2023, jumlah korban jiwa di Gaza telah menembus angka 52.862 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak. Selain itu, 119.648 orang lainnya mengalami luka-luka, dan setidaknya 10.000 orang masih dinyatakan hilang, diduga tertimbun di bawah reruntuhan rumah mereka.
Agresi yang tiada henti ini juga memicu gelombang pengungsian terbesar sejak peristiwa Nakba 1948. Hampir dua juta warga Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka, dengan sebagian besar kini berdesakan di Rafah, kota di selatan Gaza yang berbatasan langsung dengan Mesir.
Di tengah keterbatasan akses bantuan dan ancaman serangan yang terus berlanjut, warga Gaza menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin parah, sementara dunia internasional terus menyerukan penghentian kekerasan dan pembukaan jalur bantuan kemanusiaan bagi para korban.