Sabtu, Agustus 9, 2025
No menu items!

Babad Sepehi (14): Simpul Perlawanan Terurai

Must Read

KABAR penangkapan dan pengasingan Sultan Sepuh bersama Pangeran Mangkudiningrat menyebar bak api di tengah masyarakat Jogja. Suara duka dan kemarahan mulai terdengar dari berbagai sudut kota, terutama di kalangan rakyat biasa dan kalangan bangsawan yang masih setia pada Sultan Sepuh.

Di kampung-kampung, para tetua berkumpul membicarakan masa depan yang kelam. Namun, ada juga yang mulai merancang perlawanan terselubung, mengingat mereka tahu kekuatan Inggris terlalu besar untuk dihadapi secara frontal.

Sementara itu, di luar keraton, kelompok-kelompok kecil perlawanan mulai terbentuk. Mereka saling berhubungan lewat jaringan rahasia, menyebarkan pesan-pesan yang mengobarkan semangat melawan penjajah.

Jatmiko, yang selama ini menjadi salah satu penggerak perlawanan di kampung, memimpin salah satu kelompok tersebut. Ia tahu risiko besar yang dihadapi, tapi bagi Jatmiko, harga kebebasan tidak bisa ditawar.

Di Benteng Vredeburg, Pangeran Mangkudiningrat terus mengamati perkembangan melalui tamu-tamu rahasia yang datang. Ia pun menulis surat-surat rahasia untuk disebarkan, agar suara perlawanan tidak padam.

Di sisi lain, Sultan Hamengku Buwana III semakin tertekan oleh situasi politik yang bergejolak. Dukungan terhadapnya mulai terkikis, terutama setelah penangkapan Pangeran Mangkudiningrat yang dianggap sebagai pengkhianat oleh beberapa kalangan.

Namun, ia juga mulai merasakan adanya bahaya tersembunyi yang bisa mengguncang posisinya sebagai raja. Dalam pertemuan dengan para penasihat Inggris, ia disarankan untuk memperketat pengawasan dan menekan kelompok-kelompok perlawanan.

Namun, di hatinya, ada keraguan dan kesepian yang dalam. Ia mulai mempertanyakan apakah jalan yang dipilih benar-benar demi kesejahteraan Jogja atau sekadar menjaga kekuasaan semu yang diberikan oleh penjajah.

Di balik layar, jaringan perlawanan semakin kuat, menyusun rencana-rencana yang lebih matang dan berani. Simpul-simpul perlawanan yang terurai itu menjadi benih harapan di tengah kelamnya penjajahan.

(Bersambung seri ke-15: Jejak Langkah Pangeran Terbuang)

Gula Rafinasi Diduga Beredar, Gula Petani Menumpuk

SITUBONDO, JAKARTAMU.COM | Sekitar 5.000 ton gula pasir produksi Pabrik Gula (PG) Assembagoes, Situbondo, belum terjual sejak sebulan terakhir....

More Articles Like This