Rabu, Juli 30, 2025
No menu items!

cerbung

Babad Sepehi (7): Kanjeng Lintang dan Panah dari Kauman

KAUMAN, pagi itu, seolah menyembunyikan denyut yang tak bisa ditebak dari luar. Suara kentongan subuh belum lama reda, namun gang-gang sempit sudah dipenuhi aroma wedang jahe dan bunyi lesung menumbuk beras. Di antara para ibu yang sibuk menyiapkan sarapan,...

Babad Sepehi (6): Pasamuan Rahasia di Watu Gilang

WATU Gilang tak pernah setenar Tamansari atau Gedhong Kuning, tapi para pemuda yang berani bersumpah dengan darah tahu: batu itu adalah saksi abadi. Dulu, konon, batu itu dipakai sebagai alas penobatan raja. Kini, ia menjadi tempat pengucapan ikrar perlawanan...

Babad Sepehi (5): Lontar yang Tak Selesai dari Jayengratna

JAYENGRATNA duduk di bawah lampu minyak yang berkedip. Tangannya gemetar, tapi bukan karena usia. Dalam jiwanya, badai mengamuk. Ia bukan prajurit. Ia bukan dalang. Tapi ia penulis yang tahu bahwa kata-kata bisa lebih tajam dari keris yang terhunus. Malam itu...

Babad Sepehi (4): Dalang-dalang Bayangan dari Baluwarti

DARI luar, Keraton Yogyakarta terlihat tenang. Abdi dalem tetap berjalan melingkar membawa canang, gamelan masih berbunyi walau tak secerah dulu, dan para prajurit berdiri gagah di bawah payung kebesaran. Namun di balik tembok-tembok tebal Baluwarti, nadi kekuasaan berdenyut dengan...

Babad Sepehi (3): Api Dalam Sekam di Timur Imogiri

BAYANGAN gunung dan kabut yang melingkupi kaki Imogiri tak mampu menutupi bara yang perlahan membesar di tengah diam. Di sisi timur kompleks makam raja-raja Mataram itu, di antara kebun salak dan hutan jati yang mengering, berkumpul sekelompok laki-laki bersarung...

Babad Sepehi (2): Sang Raja Baru dan Bayangan Pengkhianatan

FAJAR belum sempurna merekah ketika suara sorak tentara Sepehi dan dentang kemenangan terdengar dari arah Bangsal Pagelaran. Udara masih bau abu dan mayat. Namun di antara reruntuhan dan kepedihan yang mengendap, satu prosesi dijalankan dengan tergesa. Sultan Raja, yang...

Babad Sepehi (1): Runtuhnya Kemegahan Keraton Jogja

SORE itu, langit mendung menggantung di atas puncak Tugu Pal Putih, dan bayang-bayang panjang menggeliat di halaman Alun-alun Lor. Suara meriam terdengar dari kejauhan, mengguncang perut bumi dan mengguncang hati siapa pun yang masih tinggal di dalam tembok Keraton...

Babad Sepehi, Sejarah Berdarah Keraton Jogja

TEMBOK megah Keraton Jogja menyimpan jejak sejarah berdarah. Geger Sepehi, serangan militer Inggris menandai awal dari pengkhianatan, pengasingan, dan pergulatan batin yang meretakkan jantung kekuasaan Jawa. Sultan Sepuh dilucuti martabatnya. Pangeran Mangkudiningrat, putra harapan, dijebloskan ke bui dan dibuang bersama...

Dua Luka dalam Satu Atap (20-Tamat): Pulang yang Tak Sama Lagi

PAGI itu, hujan turun seperti kabar lama yang datang lagi. Lembut, tapi cukup membuat daun jendela bergetar. Aku berdiri di ambang pintu kamar, memandangi halaman yang becek. Jemuran ibu tergantung setengah basah, meneteskan air ke tanah merah yang beraroma...

Dua Luka dalam Satu Atap (19): Jeda yang Menyelamatkan

MALAM bergulir panjang setelah telepon itu berakhir. Hujan tak juga reda, menetes di atas genting rumah ibu dengan irama yang ganjil seperti suara hati yang tak kunjung selesai menyusun alasan untuk tetap kuat. Aku duduk lama di kursi rotan, memeluk...

Latest News

Meriahnya Agustusan Jangan Sampai Meracuni Anak

TAK terasa bulan Agustus tiba. Seperti biasanya, masyarakat akan merayakan Hari Kemerdekaan dengan berbagai lomba, termasuk perlombaan menyanyi atau...