Selasa, Januari 14, 2025
No menu items!

Berbadan Atletis: Antara Sunnah dan Gaya Hidup Sehat

Dalam Islam, menjaga kesehatan tubuh tidak hanya dianjurkan tetapi juga merupakan bagian dari sunnah Nabi Muhammad SAW.

Must Read

ISTILAH mager alias “malas gerak” telah menjadi fenomena umum di kalangan anak muda. Istilah ini menggambarkan kecenderungan anak-anak muda untuk menghindari aktivitas fisik dan lebih memilih bersantai di rumah maupun tempat umum.

Kemajuan teknologi digital semakin memperparah kondisi ini. Segala informasi dan hiburan kini bisa diakses hanya dengan perangkat elektronik. Akibatnya, banyak anak muda enggan berlama-lama bergerak, sementara pola makan mereka justru cenderung berlebihan. Ketidakseimbangan antara konsumsi makanan dan aktivitas fisik ini berdampak pada kesehatan tubuh secara menyeluruh.

Melihat fenomena ini, pemerintah merasa perlu turun tangan. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo, menemui Presiden Prabowo Subianto bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, untuk membahas program peningkatan jam olahraga di sekolah.

Langkah ini diharapkan dapat mendorong para siswa untuk lebih aktif bergerak dan membiasakan diri hidup sehat sejak dini. Namun tentu memerlukan dukungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Kebiasaan bergerak aktif harus ditanamkan sebagai bagian dari gaya hidup, bukan sekadar kewajiban di sekolah semata.

Baca juga: Prospek Asuransi Parametrik Indeks Cuaca Syariah Menjanjikan

Badan Atletis Nabi Muhammad

Dalam Islam, menjaga kesehatan tubuh tidak hanya dianjurkan tetapi juga merupakan bagian dari sunnah Nabi Muhammad SAW. Rasulullah memiliki tubuh yang sehat, kuat, dan proporsional sebagaimana diriwayatkan Ath-Thabarani dan Az-Zabidi:

“Rasulullah itu berdada lebar. Antara perut dan dada berukuran sama atau rata.”

Selain itu, terdapat riwayat lain dari Ummu Hani yang memberikan panduan penting terkait pola makan:

“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihinya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas.”

Hadis tersebut mengajarkan kita untuk mengontrol pola makan dengan disiplin. Memiliki badan yang sehat dan proporsional bukan berarti menjadi bodybuilder atau binaragawan. Tubuh atletis adalah tubuh yang proporsional, sehat, dan kuat, sesuai dengan kemampuan masing-masing individu.

Rasulullah memberikan contoh nyata tentang gaya hidup sehat. Beliau rutin beraktivitas fisik, seperti berkuda, memanah, dan berlari. Bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah pernah berlomba lari dengan Aisyah.

Pada perlombaan pertama, Aisyah menang, dan pada perlombaan berikutnya, Rasulullah menang. Ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik bukan hanya untuk menjaga tubuh tetap sehat tetapi juga dapat menjadi sarana kebersamaan dan kebahagiaan.

Selain olahraga, Rasulullah juga dikenal menerapkan pola makan yang sederhana dan teratur. Puasa sunnah, seperti Senin-Kamis atau puasa Daud, menjadi salah satu praktik yang mendukung kesehatan tubuh dan mengontrol berat badan. Di era modern, kita semakin memahami bahwa kebiasaan ini dapat membantu menghindari obesitas, diabetes, dan penyakit lainnya.

Baca juga: Penceramah Pasang Tarif, Ustaz Adi Hidayat Bilang Hatinya Mati

Refleksi Pemuda Muslim

Sayangnya, banyak kaum muslim saat ini abai terhadap pentingnya menjaga tubuh tetap sehat dan kuat. Banyak ustaz atau habaib yang kesulitan duduk bersila atau berdiri lama saat menyampaikan ceramah karena kegemukan.

Anak-anak muda muslim bahkam memperburuk fenomena ini. Mereka datang ke pengajian lantaran pengajian itu menyediakan snack. Ikut perayaan ini itu walaupun tidak ada tuntunan syar’inya karena pasti ada makannya. Rapat RT-RW, panian 17 Agutusan, juga rapat pengurus masjid sekali pun dianggap kurang afdol kalau tidak diselipkan acara makan-makan.

Ustaz Hanan Attaki pernah menjelaskan ciri wanita salihah idealnya memiliki berat badan di bawah 55 kilogram. Pernyataan ini sebenarnya merupakan dorongan agar menjaga kesehatan tubuh, bukan menekankan standar kecantikan semata. Aisyah dalam riwayat disebut memiliki tubuh ringan dan proporsional sehingga pembawa tandu tak menyadari keberadaannya.

Fenomena mager harus dilawan bersama. Mulailah dari langkah kecil: rutin bergerak setiap hari, makan dengan porsi yang cukup, dan jadikan hidup sehat sebagai bagian dari ibadah. Dengan tubuh yang sehat dan kuat, kita bisa menjalani kehidupan dengan lebih baik dan berkualitas. Rasulullah telah memberikan teladan sempurna, tinggal bagaimana kita menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Untold Story Muhadjir Effendy Jadi Menteri Kabinet Jokowi

JAKARTAMU.COM | "Waktu itu Pak Jokowi telah ditetapkan menjadi presiden. Saya bertemu waktu masih di rumah dinas Gubernur DKI...

More Articles Like This