SUATU sore, Nasrudin Hoja duduk diam di bawah pohon zaitun, memandangi lekuk-lekuk langit, dedaunan yang menari, dan angin yang membelai rerumputan. Ia tenggelam dalam perenungan akan kebesaran Sang Pencipta.
Dengan mata setengah terpejam, ia berbisik:
“Oh kasih yang agung,
Seluruh diriku terselimuti oleh-Mu.
Segala yang tampak oleh mataku,
Tampak seperti wujud-Mu.”
Seorang penghibur kampung yang suka mengejek lewat dan mendengar kalimat itu. Ia tak tahan untuk tidak menyela:
“Kalau begitu, bagaimana kalau yang lewat di depan matamu adalah orang jelek, bodoh, dan menyebalkan?”
Nasrudin membuka matanya, menoleh perlahan, menatap wajah si tukang ejek, dan menjawab tanpa kehilangan kekhusyukannya:
“Tampak seperti wujudmu.”
Orang itu terdiam. Wajahnya memerah. Tapi tak bisa berkata apa-apa.
Hikmah
Yang tampak di dunia luar hanyalah cermin dari dunia dalam. Bagi yang jiwanya dipenuhi cinta, semuanya tampak indah. Tapi bagi yang hatinya dipenuhi cemooh, bahkan keindahan pun tampak buruk. Maka, bersihkan mata hatimu sebelum menghakimi rupa dunia.