Senin, Mei 12, 2025
No menu items!

Dia yang Doanya Allah Ijabah

Must Read

SETIAP jiwa beriman pasti pernah merasakan getirnya menunggu jawaban dari langit. Ada harap yang diikat dalam senyap, ada air mata yang jatuh dalam sujud paling dalam, dan ada satu bisikan yang menggantung dalam doa, semoga Allah mendengar. Terutama seorang istri, ia adalah pribadi yang sabar, tulus, dan tidak pernah menyerah memohonkan kebaikan untuk suami dan anak-anaknya. Doanya bisa menjadi penentu arah takdir.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثَلاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ

“Tiga doa yang mustajab, tidak diragukan padanya: doa orang yang dizalimi, doa orang yang sedang dalam perjalanan (safar), dan doa orang tua kepada anaknya.” (HR. Abu Daud no. 1536, Syaikh Al-Albani mengatakan hadis ini hasan).

Jika seorang ibu bisa menggetarkan Arsy dengan tangisnya untuk anaknya, maka seorang istri pun demikian. Apalagi jika ia bermunajat demi keselamatan iman dan jiwa suaminya. Kisah ini nyata. Diangkat dari kehidupan seorang istri shalihah yang hatinya nyaris patah melihat kemaksiatan yang terus dilakukan suaminya. Ia tidak berputus asa. Ia tidak menghukumi suaminya sebagai calon penghuni neraka. Ia tetap mendampinginya dengan lembut, memberi nasihat yang bijak, dan yang paling utama: ia tidak berhenti berdoa.

Suaminya adalah lelaki yang tenggelam dalam dunia dosa. Mulutnya sering ringan dengan makian. Langkahnya lebih akrab ke tempat maksiat daripada ke masjid. Namun istrinya tetap meyakini bahwa tidak ada hati yang tidak bisa disentuh oleh hidayah Allah. Maka ia tidak memaksa. Ia tidak marah dengan suara. Ia hanya mengeluh pada malam-malam sepi, dalam sujud panjang, dalam tahajjud yang syahdu, memohon kepada Allah agar suaminya kembali ke jalan yang lurus.

وَمَن يَهْدِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِن مُّضِلٍّۖ وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنْ هَادٍ

“Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.” (QS. Az-Zumar: 23)

Doa itu terus ia panjatkan. Siang malam. Dalam diam, ia menanam harap. Sampai akhirnya, Allah menampakkan keajaiban itu. Suatu pagi, sang suami mendadak ingin ikut ke masjid. Awalnya ia hanya duduk diam di pojokan. Lalu beberapa hari kemudian, ia meminta diajari wudu. Sepekan setelahnya, ia sudah hafal bacaan salat. Dan sebulan kemudian, ia menangis dalam rukuk yang dalam. Allah kabulkan doa itu.

إِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah): sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 186)

Tidak semua doa harus disuarakan. Tidak semua harapan harus ditulis di status media sosial. Cukup dalam tangis sunyi, disaksikan Allah. Seperti istri itu, yang tahu bahwa kekuatan sejatinya bukan pada otot atau kata-kata keras, tetapi dalam doanya yang tulus, dari hati yang yakin.

Maka jangan pernah meremehkan doa seorang istri. Jangan pernah menganggap kecil bisikan lembut yang ia panjatkan saat anak-anak tertidur. Di situlah keberkahan keluarga dibangun. Di situlah takdir bisa berubah. Sebab Allah Maha Mengabulkan. Allah Maha Melihat air mata yang jatuh tanpa suara.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِيٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ

“Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan untukmu.” (QS. Ghafir: 60)

Kisah ini bukan hanya tentang keajaiban, tapi tentang istiqamah. Istri itu tidak memaksa perubahan dalam semalam. Ia tahu bahwa hidayah adalah milik Allah. Dan ia cukup menjadi sebab. Selebihnya, ia percaya. Maka jika hari ini kita sedang kecewa pada pasangan, pada anak, jangan mengeluh kepada makhluk. Mengeluhlah kepada Rabb semesta alam. Sebab Ia-lah yang menggenggam hati manusia.

Terakhir, mari ingatkan diri sendiri bahwa doa bukanlah senjata terakhir. Doa adalah senjata pertama. Maka semoga setiap istri diberi kekuatan untuk tidak berhenti berdoa, setiap ibu terus meneguhkan hatinya dalam sabar dan harap, dan setiap keluarga kembali kepada Allah dengan hati yang lembut dan jiwa yang bersih. Wallahu a’lam. (*)

Lazismu DKI Jakarta Salurkan 150 Paket Sembako di Kepulauan Seribu

KEPULAUAN SERIBU, JAKARTAMU.COM | Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) DKI Jakarta menyalurkan 150 paket sembako di...
spot_img
spot_img

More Articles Like This