DI pelataran waktu yang fana,
Kita tapaki jejak mulia,
Menabur harap dalam doa,
Menuju surga yang tak ternilai harganya.
Surga bukan mimpi sunyi,
Ia janji dalam firman Ilahi:
“Dan orang-orang beriman dan beramal saleh,
mereka kekal di dalamnya tanpa lelah.”
Ada delapan gerbang yang terbuka,
Bagi jiwa-jiwa yang setia:
Pintu Shalat, bagi yang menjaga waktu,
Menunduk khusyuk tanpa jemu.
Pintu Sedekah, untuk tangan yang ringan,
Yang memberi saat sempit pun lapang.
Pintu Jihad, bagi yang rela berkorban,
Di jalan Allah, nyawa pun tak ditahan.
Pintu Rayyan, untuk yang berpuasa,
Menahan nafsu demi ridha-Nya.
Pintu Ilmu, untuk penuntut hikmah,
Yang mengamalkan tanpa lelah.
Pintu Haji, bagi yang menapak jejak Ibrahim,
Menyempurnakan rukun dengan iman yang teguh dan tajam.
Pintu Taqwa, bagi hati yang takut dan berharap,
Yang menjauhi dosa walau samar dan gelap.
Pintu Akhlak, untuk laku yang lembut dan benar,
Yang menebar damai, bukan amarah yang liar.
Wahai insan, jangan tunda niat,
Bersihkan langkah, luruskan hajat.
Karena Rasul telah bersabda tegas:
“Ingin masuk surga terbaik? Jagalah shalat, puasa, dan sedekah dengan ikhlas.”
Langit dan bumi tak cukup menampung,
Luasnya surga yang menanti datang.
Namun ia tak bagi yang menyanjung dunia,
Melainkan yang hanya mengharap rida-Nya.
Maka jangan bersandar pada manusia,
Gantungkan hatimu hanya pada Yang Esa.
Sebab Dia-lah pemilik semua pintu,
Dan hanya dengan izin-Nya, kita dapat berlalu.
Barakallahu fiikum, wahai pencari rida,
Semoga langkahmu tak sia-sia.
Dalam tiap sujud dan amal yang kau tata,
Terpeta satu arah: Surga-Nya.