JIKA dunia gemetar oleh tapak kezaliman,
Bukan karena derap si lalim menindas dalam gelap,
Tapi karena cahaya yang mestinya menyala,
Justru memilih redup, terbungkam dalam senyap.
Ali bin Abi Thalib telah mengingatkan,
Bahwa jahat bisa menang bukan karena banyak,
Namun sebab yang baik kehilangan suara,
Membiarkan dusta bertakhta, membiarkan luka menjalar tanpa penawar.
Saudaraku, bangkitlah dari diam yang menyesakkan,
Karena Allah menjanjikan jalan bagi yang bersungguh-sungguh,
“Walladzina jahadu fina lanahdiyannahum subulana”
Dan hanya bagi yang bersungguh hati, petunjuk-Nya mengalir penuh rahmat dan sejuk.
Apa guna iman jika takut berkata benar?
Apa arti taat jika tak melawan zalim yang liar?
Bersungguh-sungguhlah, wahai hati yang masih jernih,
Sebab hidup bukan sekadar menghindari luka, tapi menegakkan kebenaran meski perih.
“Wajahidu fillahi haqqa jihadihi,”
Berjihadlah dengan sebenar-benar jihad,
Jangan kau izinkan dirimu menjadi arang di antara bara,
Atau bayang di antara cahaya yang telah lama padam tak bersahaja.
Lihatlah mukmin sejati dalam sabda Nabi,
“Al-Mu’minul qowiyyu khairun wa ahabbu ilallah min al-mu’min al-dho’if”
Mukmin kuat lebih Allah cintai,
Bukan karena tubuhnya, tapi karena tekadnya tak pernah letih.
Mereka yang diam saat kezaliman menjulang,
Adalah yang perlahan kehilangan jalan,
Karena rahmat-Nya tak turun pada hati yang ragu,
Dan ridha-Nya tak singgah pada jiwa yang enggan maju.
Saudaraku,
Jangan biarkan kesabaranmu menjadi alasan untuk pasrah,
Jangan biarkan kelembutanmu menjadi alasan untuk lemah,
Karena kebaikan yang diam bisa jadi pengkhianatan,
Dan iman yang lesu bisa berujung kehancuran.
Bersungguh-sungguhlah walau sendiri,
Karena jalan menuju Allah bukan ramai yang dicari,
Tapi ridha-Nya yang hakiki dan abadi,
Yang lahir dari keberanian menolak zalim dengan sepenuh hati.
Semoga Allah limpahkan pada kita keberanian sejati,
Yang tumbuh dari iman, bukan amarah atau ambisi,
Agar kita menjadi pembela kebenaran tanpa pamrih,
Dan tak termasuk dalam mereka yang diam, padahal tahu yang salah, namun memilih pergi.