Minggu, Juni 15, 2025
No menu items!

Dwi Taufan Hidayat

Pagar Laut yang Terlupakan (9): Gelombang Perlawanan

REKAMAN yang berhasil diunggah Rifki menjadi senjata yang tak terduga bagi warga. Dalam hitungan jam, video tersebut menyebar luas. Potongan adegan pria-pria berbaju hitam menyerang warga, asap yang mengepul, dan wajah Arief yang terekam jelas memberikan gambaran nyata tentang...

Pagar Laut yang Terlupakan (7): Bara di Balik Bayangan

LANGIT desa masih diselimuti kelam saat Pak Dahlan keluar dari rumahnya. Angin laut berembus kencang, membawa aroma asin yang menyesakkan dada. Tatapannya lurus ke depan, menembus kegelapan yang menggantung di ufuk timur. Ancaman lewat telepon semalam terus menghantui pikirannya. Bukan...

Pagar Laut yang Terlupakan (5) : Ombak yang Menggulung Harapan

SUASANA di desa semakin mencekam setelah pengumuman proyek strategis nasional itu disebarluaskan. Seolah menjadi tanda bahaya, aparat keamanan mulai sering terlihat di sekitar desa, berjaga dengan alasan "menjaga ketertiban." Namun, warga tahu betul tujuan sebenarnya: mengawasi dan menekan mereka...

Pagar Laut yang Terlupakan (4): Menantang Ombak Kekuasaan

MALAM itu, setelah iring-iringan mobil preman menghilang dari jalanan desa, warga masih berjaga di sekitar mushala. Wajah-wajah mereka dipenuhi kecemasan, meskipun kedatangan polisi tadi berhasil mengusir orang-orang suruhan Arief. Namun, semua tahu bahwa ini bukanlah kemenangan. Ini hanya sebuah...

Ketika Orang Baik Memilih Diam

JIKA dunia gemetar oleh tapak kezaliman, Bukan karena derap si lalim menindas dalam gelap, Tapi karena cahaya yang mestinya menyala, Justru memilih redup, terbungkam dalam senyap. Ali bin Abi Thalib telah mengingatkan, Bahwa jahat bisa menang bukan karena banyak, Namun sebab yang baik kehilangan suara, Membiarkan...

Sahabat Sejati, Lentera Hati

DI antara riuh dunia yang penuh puja, Ada satu jiwa yang diam-diam menjaga. Bukan yang datang kala tawa berbunga, Tapi yang setia saat luka tak reda. Ia tak banyak berkata manis, Namun bisunya menyiram tangis. Ia tak mengeluh saat harus memberi, Karena kasihnya lahir dari nurani...

Di Ujung Jalan, Kita Menentukan

SAAT rintik hujan mencium bumi, Awan pun pamit, menunaikan janji. Dedaun hijau berzikir syukur, Tanah pengharapan merekah subur. Sungai melenggang menuju muara, Setelah setia menari di belantara. Buih-buih putih di samudera luas, Menjadi peluk bahagia tanpa kuas. Mentari lelah dan tenggelam, Meninggalkan hangat dalam diam. Cahayanya tak sia-sia punah, Mengantar...

Pagar Laut yang Terlupakan (3): Ancaman di Balik Bayangan

MALAM itu, setelah orang-orang suruhan Arief pergi meninggalkan ancaman, warga desa berkumpul di halaman rumah Pak Dahlan. Udara malam yang biasanya membawa kesejukan kini terasa pengap oleh kecemasan. "Kita tidak bisa terus seperti ini," ujar Pak Umar dengan suara berat. "Kalau...

Pagar Laut yang Terlupakan (2): Di Balik Proyek Raksasa

BAYANGAN penggusuran semakin nyata di benak warga. Kehadiran orang-orang asing yang berkeliaran di ujung desa bukan sekadar kebetulan. Mereka adalah antek-antek perusahaan yang dikirim untuk memastikan bahwa warga tak punya pilihan selain pergi. Namun, Pak Dahlan dan beberapa warga...

Nikmat dalam Luka, Ujian dalam Tawa

DALAM peluk dunia yang fana, Musibah menjelma mahkota cahaya. Tak semua luka adalah cela, Kadang derita mengantar pada surga. Saat tawa menyapa di pagi tenang, Kita lupa: dunia bukanlah tenang. Di balik nikmat, cobaan benderang, Mengintai hati yang lengah dan senang. Allah menguji—bukan sekadar marah, Tapi mendidik jiwa...

Latest News

Kabupaten Seluma Ingin Menjadi Kawasan Tujuan Transmigrasi

JAKARTAMU.COM | Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi menerima Bupati Teddy Rahman di Gedung C, Komplek Kantor Kementerian Transmigrasi,...