Sabtu, Mei 17, 2025
No menu items!

Kisah Nabi Ibrahim Menolak Bantuan Malaikat ketika Dirinya Akan Dibakar Namrud

Must Read

JAKARTAMU.COM | Nabi Ibrahim yakin bahwa Allah akan menyelamatkan dirinya dari kekejaman Namrud. Itu sebabnya ia menolak tatkala para malaikat datang membantunya.

Alkisah, menyaksikan berhalanya dirusak Nabi Ibrahim, Namrud dan para pembantunya marah besar. Mereka berkata, “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak” (QS 21: 68).

As-Sadi mengatakan bahwa, setelah Namrudz dan para pembantunya sepakat untuk membakar Ibrahim as, dia memerintahkan untuk mengumpulkan kayu-kayu bakar dari gunung dengan diangkut oleh bagal.

Oleh karena itu, bagal diputuskan keturunannya oleh Allah. Mereka terus-menerus mengumpulkan kayu bakar hingga tiga bulan lamanya.

Sejarawan Mesir yang paling penting pada zamannya, Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas (1448-1522) dalam buku yang diterjemahkan oleh Abdul Halim berjudul “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman” menceritakan setelah kayu bakar itu terkumpul dan ditumpuk, mereka menyulutkan api ke tumpukan kayu bakar itu.

Asapnya mengepul ke atas yang hampir saja membinasakan penduduk kota itu karena saking panasnya api dan kepulan asap. Dalam situasi tersebut, sebagian orang ada yang bersembunyi ke liang-liang karena panasnya api.

Api tersebut dinyalakan di sebuah kampung yang bernama Ghauthah. Panasnya api itu sampai ke Damaskus, Syam. Mereka bingung bagaimana cara melemparkan Ibrahim ke api tersebut karena saking panasnya.

Tidak ada seorangpun yang maju untuk melemparkan Ibrahim ke sana. Sehingga Iblis terlaknat datang dalam bentuk seorang laki-laki.

Dia berkata kepada mereka, “Aku akan membuat manjanik (semacam alat pelempar) untuk dipakai kalian melempar Ibrahim.”

Iblis sebelumnya telah melihat manjanik-manjanik neraka yang dipersiapkan untuk melemparkan orang-orang kafir ke dalam lembah-lembah di neraka.

Setelah Iblis selesai membuat manjanik, Namrudz merasa senang. Lalu mereka meletakkan Ibrahim di dalam sebuah tabut (peti) dan peti itu diletakkan di dalam manjanik.

Mereka bermaksud melemparkannya ke dalam kobaran api. Pada saat itu, malaikat yang ada di langit dan di bumi gaduh. Mereka berkata, “Wahai Tuhan kami dan Junjungan kami, hamba-Mu, Ibrahim, tidak menyembah kepada selain-Mu, mengapa dia dilemparkan ke dalam api?”

Allah mewahyukan kepada mereka, “Wahai para malaikat-Ku, apabila dia (Ibrahim) meminta pertolongan dari kalian, maka tolonglah dia!” Maka Malaikat Mikail AS datang kepada Ibrahim AS. dan berkata, “Hai Ibrahim, apabila engkau menginginkan agar aku menurunkan hujan kepadamu dan memadamkan api ini tentu pada saat ini juga aku melakukannya.”

Ibrahim AS menjawab, “Aku tidak membutuhkanmu.”

Kemudian Malaikat Jibril AS datang dan berkata, “Wahai Ibrahim, apakah engkau perlu bantuan?”

Ibrahim menjawab, “Adapun kepadamu, maka aku tidak membutuhkannya. Cukuplah bagiku Dia mengetahui keadaanku.”

Tiba-tiba sebuah panggilan dari atas menyeru, “Wahai Jibril, kepakkanlah sayapmu kepada api!”

Atas seruan itu, Jibril mengepakkan sayapnya sehingga api itu padam dan api itu telah dijadikan dingin dan tidak mencelakakan.

Dalilnya adalah firman Allah: Kami berfirman, “Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim” (QS 21: 69).

Dari sisi Nabi Ibrahim, Allah mengalirkan air yang dingin, dari sisi api ada pohon delima, dan Nabi Ibrahim diberi ranjang (tempat tidur) dari surga yang di atasnya ada hamparan dari sutra, mahkota dan perhiasan, yang keduanya dipakai oleh Nabi Ibrahim.

Dia duduk di atas ranjang dalam keadaan yang paling nyaman semenjak dia dilemparkan ke dalam api.

Pada saat itu, Namrud yang dijauhkan dari rahmat Allah pergi ke suatu tempat yang tinggi. Dia ingin melihat bagaimana jadinya Ibrahim. Tiba-tiba ada percikan api mengenai baju Namrudz dan membakar ke semua bajunya kecuali badannya.

Dia tidak terbakar oleh api agar tahu bahwa api tidak akan membahayakan siapapun kecuali dengan seizin Allah, tetapi semua itu tidak dijadikan bahan pelajaran oleh Namrudz.

As-Sadi mengatakan, pada hari itu, banyak sekali orang yang beriman karena mereka melihat mukjizat yang diberikan kepada Ibrahim tersebut, yaitu tidak terbakar oleh api.

Ketika Namrudz melihat itu, dia berkata kepada Ibrahim AS, “Pergilah engkau dari tanah kami agar engkau tidak merusak agama kami.”

House of Handicraft Indonesia Semangati Perluasan Jaringan Pasar UMKM di Jepang

JAKARTAMU.COM | Pemerintah Indonesia, saat ini, tengah giat-giatnya meningkatkan peran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) baik di dalam mau...
spot_img
spot_img

More Articles Like This