| Oleh: Drs. SM Hasyir Alaydrus, S.Sos., MM
Efektivitas Komunikasi dalam Pemberdayaan SDM
Perjalanan Muhammadiyah yang menapaki abad ke-2 hijriyah mau pun miladiyah, telah menunjukkan adanya bangun sistem komunikasi yang efektif. Selain itu, tentu pula dapat dimunculkan ke permukaan mengenai indikasi tentang bangun sistem komunikasi yang berkarater khas Muhammadiyah.
Jika saja Muhammadiyah selama ini tidak memiliki sistem komunikasi baku dan berkhazanah pada karakter khas, maka belum tentu persyarikatan yang didirikan KH Ahmad Dahlan akan dapat bertahan dan berkembang seperti sekarang ini.
Memang, harus juga diakui bahwa tidak semua anggota Muhammadiyah memiliki kemampuan yang sama dalam memahami bangun sistem komunikasi baku yang selama ini serta dan mengiringi dinamika Muhammadiyah dari masa ke masa. Literatur-literatur berkaitan dengan da’wah Islam berkemajuan yang mengangkat bangun sistem komunikasi demikian, masih sangat jarang menyentuh bagian ini. Bahkan, aspek dua dimensi kebahasaanya masih jarang dijadikan ulasan oleh kaum inlelektual muslim pada umumnya.
Pada lead artikel yang ditampilkan di awal tulisan ini, penulis menyebut sebuah pernyatan: Berhasil tidaknya komunikasi seseorang, sekurang-kurangnya akan ditentukan dengan isi kepala, keadaan hati, kreativitas ketrampilan, serta kemampuannya dalam mengembangkan semangat untuk menggapai harapan.
Penyataan tersebut, setidaknya memiliki kaitan dengan sistem komunikasi yang selama ini mengikuti dinamika Muhammadiyah. Sehingga, dapat pula ditarik ke dalam bagan bersifat analisis, guna menunjukkan bahwa sistem bangun komunikasi Muhammadiyah selain memiliki sistem baku, namun juga mencirikan karakter khas.
Tanda tanya yang tersisa, lebih kuat terarah kepada pemberdayaan SDM. Pasalnya, SDM berfungsi sebagai slot perekat; Dan sinergi kebersamaan adalah fokus sorotan yang hendak dikuatkan, sehingga menjadi poros andalan yang mampu menggerakkan roda organisasi.
Dengan demikian, pemberdayaan SDM sedapat mungkin diminimalkan kelemahannya; Agar terhindar dari hal-hal yang berpotensi merugikan organisasi.
Sedangkan sinergi kebersamaan adalah arah untuk keterpaduan daya melalui upaya sinergitas amal-usaha yang digariskan dengan tujuan untuk mendapatkan nilai kesejahteraan yang ridhai Allah Swt., di dunia hingga akhirat.
Agar ditemukan sinkronitas kinerja ilmu komunikasi dengan pemberdayaan SDM dalam upaya terjadinya peningkatan kualitas berkaitan dengan penerapan sinergi kebersamaan, agaknya penting diperjelas mengenai perangkat keilmuan meliputi, isi kepala, keadaan hati, kreativitas ketrampilan, serta kemampuannya mengembangkan semangat untuk menggapai harapan. Hal ini merupakan rangkuman dalam proses akselerasi menuju keberhasilan suatu komunikasi dalam perspektif da’wah Islam berkemajuan, sebagaimana ditulis dalam sambungan (9) pada artikel ini:
| Berlanjut: Membangun Sinergi Kebersamaan Perspektif Muhammadiyah (9)