Sabtu, Juni 7, 2025
No menu items!

Temukan Kebahagiaan di Jalan yang Menenangkan Hati

Must Read

DALAM perjalanan hidup yang penuh riuh dan ambisi, kita sering salah mengira bahwa kebahagiaan hanya dapat diraih ketika dunia bersujud di bawah kaki kita—ketika kita memiliki segalanya: harta, jabatan, pujian, dan popularitas. Namun sesungguhnya, hati manusia tidak bisa dibeli dengan semua itu. Ketika jiwa lelah dan batin resah, hanya satu tempat yang mampu menjadi pelabuhan: ketulusan dan kesederhanaan dalam menjalani hidup, serta cinta yang terarah pada Sang Pemilik Cinta.

Allah Ta’ala tidak menciptakan manusia untuk mengejar dunia semata. Dunia hanyalah tempat singgah. Kebahagiaan sejati bukanlah hasil dari apa yang kita kumpulkan, tetapi dari bagaimana kita menerima dan mensyukuri apa yang telah Allah tetapkan.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

﴿مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً﴾
“Barangsiapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (QS. An-Nahl: 97)

Kehidupan yang baik bukan berarti berlimpah materi. Tapi hati yang tenang, jiwa yang tenteram, dan cinta yang tidak bergantung pada makhluk.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ»
“Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta benda, tetapi kekayaan yang sesungguhnya adalah kaya hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketika kita hidup sederhana namun penuh syukur, di situlah letak kebahagiaan sejati. Ketika kita mencintai bukan karena rupa atau kuasa, tapi karena Allah yang mengikat rasa itu dalam keikhlasan, maka cinta itu menjadi jembatan menuju surga.

Cinta yang sejati adalah yang bertumbuh di tanah yang lapang, disiram dengan kejujuran, dan dipayungi oleh keimanan. Ia tidak tumbuh karena status atau rupa, tetapi karena saling menerima dan saling menuntun dalam kebaikan.

﴿وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً﴾
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.” (QS. Ar-Rum: 21)

Sungguh, cinta bukan sekadar perasaan, tetapi juga perjanjian. Ia bukan hanya tentang senyum di awal, tetapi juga genggaman saat menua bersama. Cinta sejati adalah jalan panjang, penuh ujian dan air mata, namun tetap indah karena di dalamnya ada ridha Allah yang selalu menyinari langkah kita.

Hidup sederhana bukan berarti hidup kekurangan. Justru dari kesederhanaan itu, kita belajar merasa cukup. Dan merasa cukup adalah setengah dari kekayaan hati.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ، وَرُزِقَ كَفَافًا، وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ»
“Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberi rezeki yang cukup, dan Allah menjadikannya merasa cukup dengan apa yang telah diberikan.” (HR. Muslim)

Temukan kebahagiaanmu di tempat yang sederhana, di tempat yang membuat hatimu damai, di ruang-ruang yang tak banyak suara namun penuh kehangatan. Mungkin itu bukan vila di lereng bukit atau apartemen di langit kota, melainkan rumah kecil yang dipenuhi doa dan tawa.

Dan mungkin bukan duduk di restoran mewah, tetapi berbagi teh hangat dengan pasangan yang selalu sabar menunggumu pulang.

Kebahagiaan sejati bukan tentang apa yang terlihat megah di luar, tetapi tentang rasa syukur yang mekar di dalam dada. Hiduplah dengan hati yang ringan, cintai dengan jiwa yang lapang, dan terimalah diri sendiri dengan utuh. Karena ketulusan menerima adalah permulaan dari bahagia yang hakiki.

Semoga kita termasuk orang-orang yang diberi hati yang bersih, cinta yang tulus, dan hidup yang penuh makna, hingga akhirnya menua bersama, dengan iman sebagai saksi dan cinta sebagai pengikatnya.

Menghidupkan Spirit Jurnalisme Mencerahkan Haji Fachrodin

BANDUNG, JAKARTAMU.COM | Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Sosial dan Humaniora (FSH) bersama Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Muhammadiyah...
spot_img
spot_img

More Articles Like This