Kamis, Agustus 7, 2025
No menu items!

Dahsyatnya Keutamaan Salat Duha

Must Read

SALAT Duha adalah ibadah sunah yang mengandung keajaiban spiritual dan limpahan keberkahan. Ketika sebagian besar orang sudah larut dalam urusan dunia, justru inilah waktu yang tepat untuk menghadap Allah.

Salat Duha termasuk dalam kategori sunah muakkadah (sangat dianjurkan), dan telah dicontohkan secara konsisten oleh Rasulullah ﷺ. Dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:

«يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى»

“Setiap pagi hari, seluruh persendian tubuh kalian wajib mengeluarkan sedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, dan dua rakaat salat Duha cukup untuk menggantikan semua itu.” (HR. Muslim, no. 720)

Hadis ini menunjukkan bahwa salat Duha bukan sekadar ibadah pelengkap, tetapi menjadi bentuk syukur dan pelunasan atas nikmat fisik yang Allah berikan setiap hari. Bahkan, dalam riwayat at-Tabrani disebutkan tingkatan-tingkatan pahala berdasarkan jumlah rakaat yang dikerjakan. Berikut paparan dan hikmahnya:

1.⁠ ⁠Dua Rakaat: Tercatat Sebagai Orang yang Tidak Lalai

Melaksanakan dua rakaat di waktu Duha sudah cukup untuk menunjukkan bahwa hati seseorang terjaga dari kelalaian. Dalam Al-Qur’an, Allah memperingatkan bahaya kelalaian:

﴿وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ﴾

“Dan janganlah engkau termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’raf: 205)

Dengan melaksanakan dua rakaat ini, seseorang sudah membuktikan bahwa hatinya sadar dan terhubung dengan Allah di tengah keramaian dunia.

2.⁠ ⁠Empat Rakaat: Tercatat Sebagai Ahli Ibadah

Bagi yang menjaga empat rakaat, ia sudah masuk dalam deretan ‘abid, orang yang tekun dalam ibadah. Rasulullah ﷺ bersabda:

«إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرَفًا يُرَى ظَاهِرُهَا مِنْ بَاطِنِهَا، وَبَاطِنُهَا مِنْ ظَاهِرِهَا، أَعَدَّهَا اللَّهُ لِمَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَأَلَانَ الْكَلَامَ، وَتَابَعَ الصَّلَاةَ وَالصِّيَامَ، وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ»

“Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang luarnya terlihat dari dalam dan dalamnya terlihat dari luar. Allah siapkan untuk orang yang memberi makan, berbicara lembut, terus menerus salat dan puasa, serta salat di malam hari saat orang-orang tidur.” (HR. Tirmidzi, no. 1984)

3.⁠ ⁠Enam Rakaat: Akan Diselamatkan Pada Hari Itu

Hari demi hari di dunia penuh ketidakpastian, ancaman, kecelakaan, hingga godaan dosa. Namun bagi mereka yang menjaga enam rakaat Duha, sabda Nabi ﷺ memberikan ketenangan luar biasa:

“Barang siapa salat Duha enam rakaat, maka pada hari itu dia akan dilindungi oleh Allah.” (HR. At-Tabrani dalam Al-Mu’jam Al-Awsath)

4.⁠ ⁠Delapan Rakaat: Dicatat Sebagai Hamba yang Taat

Delapan rakaat adalah jumlah maksimal yang biasa dilakukan oleh Rasulullah ﷺ. Dalam hadis riwayat Muslim disebutkan, Ummu Hani pernah melihat Rasulullah ﷺ salat Duha delapan rakaat pada saat Fathu Makkah.

Ketaatan dalam beribadah bukan hanya tentang jumlah, tapi juga tentang konsistensi. Allah ﷻ berfirman:

﴿إِنَّهُ مَنْ يَتَّقِ وَيَصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ﴾

“Sesungguhnya siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sungguh Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Yusuf: 90)

5.⁠ ⁠Dua Belas Rakaat: Allah Akan Bangunkan Rumah di Surga

Inilah puncak keutamaan dari salat Duha: dibangunkan rumah oleh Allah di surga. Rasulullah ﷺ bersabda:

«مَنْ صَلَّى الضُّحَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ»

“Barang siapa salat Duha dua belas rakaat, Allah akan membangunkan rumah untuknya di surga.” (HR. Tirmidzi, no. 586)

Bayangkan, di tengah dunia yang fana, seseorang bisa meraih hunian abadi di surga hanya dengan menjaga salat Duha dua belas rakaat. Rumah di dunia bisa roboh, bisa dibeli atau dijual, tapi rumah di surga adalah hadiah dari Tuhan Yang Maha Kekal. Tidakkah hati kita tergerak untuk meraihnya?

Salat Duha bukan hanya tentang jumlah rakaat, tapi tentang hubungan batin dengan Allah. Ia adalah cara halus untuk mengawali hari dengan nur Ilahi, memohon rezeki yang berkah, dan menjaga jiwa dari kehampaan. Betapa banyak orang yang sibuk mengejar dunia, namun lupa bahwa keberkahan justru datang dari langit yang mereka abaikan.

Dalam riwayat lain, Rasulullah ﷺ bersabda:

«يَقُولُ اللَّهُ: يَا ابْنَ آدَمَ، صَلِّ لِي أَوَّلَ النَّهَارِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ أَكْفِكَ آخِرَهُ»

“Allah berfirman: Wahai anak Adam, salatlah untuk-Ku di awal hari empat rakaat, niscaya Aku akan mencukupimu di akhir harimu.” (HR. Abu Dawud, no. 1289)

Ini bukan sekadar janji biasa. Ini adalah jaminan perlindungan, kecukupan, dan keberkahan dari Rabb yang mengatur segalanya. Tak ada investasi yang lebih pasti daripada ini.

Maka mulai hari ini, mari kita biasakan salat Duha. Tak perlu langsung dua belas rakaat. Mulailah dengan dua. Bangun hubungan batin dengan-Nya. Rasakan keheningan pagi yang membawa sakinah. Biarlah hati merasakan manisnya menjadi hamba yang mengawali harinya dengan bersujud. (*)

Tanah Tak Digarap, Negara Berhak Menyita

NEGARA akhirnya bersikap tegas terhadap lahan tidur. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menyatakan akan menyita tanah...

More Articles Like This