DI batas senyap antara siang dan kelam,
terbit pertarungan yang tak pernah padam.
Yang haq dan bathil, tak sudi berdamai,
ibarat api dan hujan yang saling menamai.
Yang satu cahaya, dari langit turun,
yang lain bayang, dari kelicikan turun.
Mereka tak mungkin bersatu dalam dada,
bila taat dan maksiat saling berbagi tempatnya.
Saudaraku,
jika kau temukan wajah manis kebathilan,
jangan tertipu kilau perak dalam kegelapan.
Ia mungkin bersinar, namun itu palsu,
seperti topeng yang menari di atas abu.
Kerukunan yang tampak hanyalah ilusi,
mungkin karena lemah atau karena tak mengerti.
Bila hati tak paham mana benar mana salah,
maka bathil pun tampak seolah punya arah.
Lihatlah, kebenaran itu taat pada Tuhan,
sedang kebathilan tunduk pada setan.
Mana mungkin dua kutub itu bersatu,
kecuali jika nurani telah membatu.
Terkadang bathil bersiasat licik,
memakai jubah haq, seolah beretik.
Dipakaikannya kain kebenaran ke tubuh dusta,
agar umat pun tak lagi kenal makna.
Ini bukan hanya soal pandang dan warna,
ini soal siapa yang diikuti oleh jiwa.
Jangan campur yang haq dengan yang batil,
sebab kebenaran itu sakral, bukan lentur dan labil.
Saudaraku,
Allah telah melarang mencampur kebenaran,
dengan tipu daya yang penuh pengaburan.
Firman-Nya jelas, ancamannya berat,
bagi yang menyembunyikan cahaya dalam sesat.
Tak boleh kebenaran dijadikan kostum,
untuk menyelimuti batil yang busuk dan suram.
Tak boleh kita biarkan yang salah bersandiwara,
karena diam kita pun bisa jadi dosa.
Abdullah bin Abbas, sahabat mulia,
telah jelaskan arti dalam sabda dan makna.
Jangan sembunyikan ilmu tentang Rasulullah,
sebab diam pun bisa menyesatkan ummah.
Saudaraku,
di akhir zaman banyak wajah berlapis,
antara haq dan batil nyaris sulit ditepis.
Namun tetaplah istiqamah di jalan terang,
meski badai syubhat datang menerjang.
Karena bathil itu fana, pasti lenyap,
ia tak punya akar, hanya debu yang terap.
Tapi haq akan tetap tegak berdiri,
seperti matahari yang tak gentar ditutupi.
Ya Allah…
Tunjukkan yang benar itu benar,
dan beri kami kekuatan untuk mengakar.
Tunjukkan yang salah itu salah,
dan beri kami kekuatan tuk menjauhi segala cela.
Agar hidup kami tak hanya fana dalam nama,
tapi berisi nur dan terarah ke surga.
Jangan campur yang haq dengan yang batil,
sebab kebenaran itu sakral, bukan lentur dan labil.
Saudaraku,
Allah telah melarang mencampur kebenaran,
dengan tipu daya yang penuh pengaburan.
Firman-Nya jelas, ancamannya berat,
bagi yang menyembunyikan cahaya dalam sesat.
Tak boleh kebenaran dijadikan kostum,
untuk menyelimuti batil yang busuk dan suram.
Tak boleh kita biarkan yang salah bersandiwara,
karena diam kita pun bisa jadi dosa.
Abdullah bin Abbas, sahabat mulia,
telah jelaskan arti dalam sabda dan makna.
Jangan sembunyikan ilmu tentang Rasulullah,
sebab diam pun bisa menyesatkan ummah.
Saudaraku,
di akhir zaman banyak wajah berlapis,
antara haq dan batil nyaris sulit ditepis.
Namun tetaplah istiqamah di jalan terang,
meski badai syubhat datang menerjang.
Karena bathil itu fana, pasti lenyap,
ia tak punya akar, hanya debu yang terap.
Tapi haq akan tetap tegak berdiri,
seperti matahari yang tak gentar ditutupi.
Ya Allah…
Tunjukkan yang benar itu benar,
dan beri kami kekuatan untuk mengakar.
Tunjukkan yang salah itu salah,
dan beri kami kekuatan tuk menjauhi segala cela.
Agar hidup kami tak hanya fana dalam nama,
tapi berisi nur dan terarah ke surga. (*)