Rabu, Mei 21, 2025
No menu items!
spot_img

Kisah Nabi Ibrahim: Melecehkan Berhala, Lalu Memenggal Kepalanya

Must Read
Miftah H. Yusufpati
Miftah H. Yusufpati
Sebelumnya sebagai Redaktur Pelaksana SINDOWeekly (2010-2019). Mulai meniti karir di dunia jurnalistik sejak 1987 di Harian Ekonomi Neraca (1987-1998). Pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Majalah DewanRakyat (2004), Wakil Pemimpin Harian ProAksi (2005), Pemimpin Redaksi LiraNews (2018-2024). Kini selain di Jakartamu.com sebagai Pemimpin Umum Forum News Network, fnn.co.Id. dan Wakil Pemimpin Redaksi Majalah FORUM KEADILAN.

JAKARTAMU.COM | Suatu hari, Azar berkata kepada Ibrahim, “Ambillah berhala-berhala ini! Juallah yang besar dengan harga sekian dan yang kecil dengan harga sekian.”

Sejarawan Mesir yang paling penting pada zamannya, Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas (1448-1522) dalam buku yang diterjemahkan oleh Abdul Halim berjudul “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman” menceritakan Ibrahim tidak memperhatikan ucapan sang ayah. Malah dia berkata, seperti difirmankan oleh Allah: Ingatlah ketika dia berkata kepada ayahnya:

“Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?

Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.

Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah setan. Sesungguhnya setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.

Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi setan” (QS. 19: 42-45).

Bapaknya berkata kepada Ibrahim, seperti yang difirmankan oleh Allah: “Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama” (QS 19: 46.).

Ibrahim mengambil berhala-berhala tersebut dari bapaknya dan kemudian membawanya pergi. Dia mengikatkan tali ke kaki-kaki berhala tersebut dan menariknya di belakangnya.

Dia berkata, “Siapakah yang mau membeli barang yang tidak akan memberikan mudarat dan manfaat?”

Akibatnya, orang-orang melihatnya, tetapi mereka tidak melarang tindakannya kerena mereka menghargai bapaknya, Azar.

Perayaan Tuhan Mereka

Suatu hari, ketika Ibrahim telah berumur 17 tahun dan telah banyak bergaul dengan banyak orang, dia diajak ke perayaan yang disebut sebagai perayaan tuhan-tuhan mereka. “Mari berangkat bersama kami ke perayaan tuhan-tuhan kami.”

Berhala-berhala tersebut ditempatkan dalam satu bangunan yang terbuat dari batu pualam putih dan hijau. Di sana terdapat 73 berhala yang diletakkan di atas kursi terbuat dari emas.

Berhala yang terbesar di kepalanya ada mahkota bertahtakan mutiara yang indah, memiliki dua mata yang terbuat dari yakut merah, dan di kanan dan kirinya berjejer berhal-berhala yang lain.

Pada waktu hari raya, kaum itu suka membuat makanan dan meletakkannya di antara berhala-berhala dan setan-setan mengambilnya sehingga mereka menyangka bahwa berhala-berhala telah memakannya.

Hal itu membuat mereka bahagia dan berkata, “Tuhan kami telah meridai kami. Sebab itu, dia telah memakan makanan itu.”

Pada saat itu, kaum tersebut membuat makanan lalu meletakkannya di hadapan berhala di atas sebuah hidangan. Kemudian kaum itu pergi ke lapangan untuk merayakan hari raya. Hanya Ibrahim yang tidak pergi dan berkata kepada mereka, “Sesungguhnya aku sakit” (QS 37: 89). Maka, mereka berkata, “Tinggalkan saja dia. Mungkin saja wabah kolera telah menimpanya.”

Setelah Ibrahim ditinggalkan oleh mereka, dia mengambil kapak; lalu dia gunakan kapak itu untuk menghancurkan semua berhala kecuali yang paling besar.

Selanjutnya kapak tersebut digantungkan ke pundak berhala yang paling besar itu; lalu Ibrahim pergi. Ketika orang-orang kembali ke tempat berhala, mereka menemukan berhala-berhala itu telah hancur berantakan dan ada kapak yang tergantung di pundak berhala terbesar.

Mereka berkata, “Siapakah yang melakukan perbuatan-perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim.” Mereka berkata, “kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim.”

Maka mereka (Namrud) berkata, “(Kalau demikian) bawalah dia (Ibrahim) dengan cara yang dapat dilihat orang banyak agar mereka menyaksikan” (QS 21: 59-61).

Setelah Ibrahim datang, Namrud berkata kepadanya, “Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?”

Ibrahim menjawab, “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya. Maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara.” Maka mereka telah kembali kepada kesadaran, Ibrahim lalu berkata: “Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya diri sendiri.”

Kemudian kepala mereka jadi tertunduk (lalu berkata), “Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara.”

Ibrahim berkata, “Maka mengapa kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudarat kepada kamu?” (Ibrahim berkata), “Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?” (QS 21: 62-67).

Gibran Ikut Ramaikan Fun Football Milad Ke-19 Pemuda Muhammadiyah

JAKARTAMU.COM | Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menggelar fun football di Lapangan Sepak Bola ABC, Senayan, Jakarta, Selasa (20/5/2025) malam...
spot_img
spot_img
spot_img

More Articles Like This