Selasa, Mei 13, 2025
No menu items!

Kisah Sufi: Maut Datang ke Baghdad

Kisah ini dinukil dari buku berjudul "Tales of The Dervishes" karya Idries Shah yang diterjemahkan Ahmad Bahar menjadi "Harta Karun dari Timur Tengah - Kisah Bijak Para Sufi".

Must Read

PADA suatu hari, pengikut seorang Sufi di Baghdad sedang duduk di sudut sebuah losmen ketika didengarnya dua makhluk sedang bercakap-cakap. Dari percakapan itu, tahukah ia bahwa salah satu dari mereka adalah Malaikat Maut.

“Aku harus menemui beberapa orang di kota ini selama tiga minggu mendatang,” kata Malaikat itu kepada teman bicaranya.

Karena takut, pengikut Sufi itu bersembunyi sampai keduanya pergi. Lalu, setelah berpikir keras soal cara mengelabui maut, ia memutuskan bahwa apabila ia pergi jauh dari Baghdad, maka ia akan luput dari Malaikat itu. Tanpa mengulur waktu lagi, ia pun segera menyewa kuda tercepat, dan memacunya siang malam menuju Samarkand.

Sementara itu, Malaikat Maut menemui Guru Sufi dan membicarakan beberapa orang. “Dan dimanakah pengikutmu itu?” tanya Maut.

“Mestinya ia ada dia suatu tempat di kota ini, sedang merenungkan sesuatu, mungkin di sebuah losmen,” jawab Sang Guru.

“Heran,” kata Malaikat itu, “Ia terdapat dalam daftarku. Ya, ini dia: Aku harus menjemputnya empat minggu Iagi di Samarkand, kota yang jauh dari sini.”

Versi Kisah Maut ini diambil dari Hikayat i Naqsbia (‘Kisah-kisah yang terbentuk berdasarkan suatu tujuan’).
Pengarang kisah ini, kisah yang sangat disukai di Timur Tengah, adalah Sufi Agung Fudail bin Ayad, bekas perampok yang meninggal pada awal abad kesembilan.

Menurut cerita Sufi, yang didukung oleh bahan-bahan sejarah, Harun Al-Rasyid Kalifah Baghdad mencoba memusatkan ‘segala pengetahuan’ di istananya. Berbagai Sufi hidup di bawah pemerintahannya, tetapi tak seorang pun mengabdi membabi buta kepada raja yang sangat berkuasa itu.

Para ahli sejarah Sufi mengisahkan bagaimana Harun dan Penasihatnya mengunjungi Mekkah untuk bertemu Fudail, yang mengatakan, ‘Wahai, Penguasa Kaum Setia! Aku kuatir wajah baginda yang tampan itu akan jatuh ke api neraka!”

Harun bertanya kepada Sang Bijak, “Pernahkah kau melihat orang yang lebih tidak terpengaruh dari pada kau sendiri?’

Fudail berkata, “Ya, Bagindalah yang lebih tidak terpengaruh daripada aku. Aku mampu melepaskan diri dari lingkungan dunia biasa ini; tetapi Baginda telah mampu melepaskan diri dari sesuatu yang lebih besar, yang bersifat keabadian!”

Fudail mengatakan kepada Khalifah bahwa kekuasaan atas diri sendiri lebih berharga daripada ribuan tahun kekuasaan atas orang lain.

Perguruan Muhammadiyah Setiabudi Pamulang Berkomitmen Tingkat Mutu

CISARUA, JAKARTAMU.COM | Perguruan Muhammadiyah Setiabudi Pamulang menggelar Baitul Arqam di Graha Transportasi Kementerian Perhubungan, Cisarua, Bogor, Jawa Barat,...
spot_img
spot_img

More Articles Like This