Minggu, Juli 13, 2025
No menu items!

Rehat

Pagar Laut yang Terlupakan (19): Serangan Balik di Malam Gelap

MALAM menelan Pulau Kecil dalam kegelapan pekat. Angin laut bertiup dingin, membuat daun-daun bakau bergemerisik seperti bisikan samar. Di dalam pondok reyot, Rifki, Tegar, dan Hasan duduk mengelilingi sebuah lentera kecil, merencanakan langkah mereka selanjutnya. “Kita harus bergerak sebelum mereka...

Pagar Laut yang Terlupakan (18): Kembali dengan Nyali

PERAHU Perahu kecil itu membelah ombak dengan kecepatan sedang, menjauhi dermaga yang masih diramaikan suara tembakan dan jeritan. Rifki menoleh ke belakang, melihat pantai yang semakin jauh. Bayangan para nelayan yang bertahan melawan anak buah Heru membuat hatinya dipenuhi...

Pagar Laut yang Terlupakan (17): Perangkap di Dermaga

RIFKI dan Tegar tiba di dekat dermaga saat langit masih kelabu ketika. Mereka bersembunyi di balik tumpukan peti kayu yang mulai lapuk, mengamati gudang tua yang mereka yakini sebagai tempat Hasan ditahan. Di depan gudang, dua pria bersenjata berjaga. Rifki...

Abu Nawas Naik ke Bulan, Pohon Palem Jadi Roketnya

PADA suatu hari yang tenang namun penuh jebakan, Bagindakembali menjalankan hobi favoritnya: mengetes kesabaran dan kecerdikan Abu Nawas. Kali ini tantangannya benar-benar di luar nalar. Bukan menyelesaikan teka-teki, bukan pula menyulap kambing jadi unta. Kali ini, Abu Nawas diminta...

Pagar Laut yang Terlupakan (16): Kebenaran yang Terlambat

LANGIT mulai memerah di ufuk timur ketika Rifki, Tegar, dan Budi masih berlindung di balik bebatuan di tepi pantai. Suara tembakan yang sebelumnya bersahutan kini mulai mereda, hanya menyisakan deburan ombak yang menyapu pasir dengan irama monoton. "Kita harus segera...

Kisah Sufi Syaikh Abdul Qadir: Tiga Guru dan Penunggang Bagal

JAKARTAMU.COM | Demikian mashyurnya Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani sehingga para mistikus berbagai aliran kepercayaan pun berbondong-bondong menyesaki aula pertemuannya, dan adat kepantasan serta cara-cara tradisional secara umum berlaku. Orang-orang saleh itu mengatur diri berdasarkan kedudukan, usia, dan reputasi guru masing-masing;...

Pagar Laut yang Terlupakan (15): Pengkhianatan di Ambang Pintu

LANGIT malam di atas desa tampak lebih kelam dari biasanya. Angin laut bertiup kencang, membawa aroma asin yang bercampur dengan ketegangan yang menggantung di udara. Rifki, Tegar, dan Hasan berjalan cepat di jalan setapak yang mengarah ke rumah Budi...

Kisah Sufi: Si Pengembara, Si Aneh, dan Si Hemat Waktu

TIGA orang darwis bertemu di sebuah jalan sepi. Yang pertama disebut Si Pengembara, sebab ia selalu menempuh jalan terjauh ketika mengadakan perjalanan, berdasarkan rasa hormatnya kepada tradisi. Yang kedua dikenal sebagai Si Aneh, sebab tak ada sesuatu yang tampak...

Pagar Laut yang Terlupakan (14): Musuh dalam Selimut

DI sudut rumah kayu yang diterangi cahaya redup, Rifki, Hasan, dan Tegar masih duduk mengelilingi Budi Santoso. Kertas-kertas catatan yang diberikan Budi berserakan di hadapan mereka, berisi daftar nama, tanggal, dan modus operandi yang digunakan untuk mengambil alih tanah...

Pagar Laut yang Terlupakan (13): Jejak di Balik Tirai

MALAM itu, rumah Pak Dahlan masih diterangi lampu minyak. Beberapa warga duduk bersila di lantai, sebagian bersandar di dinding, mengusap wajah mereka yang masih terasa perih akibat gas air mata. Suasana masih tegang. Kekacauan siang tadi telah mengubah segalanya. "Kita...

Pagar Laut yang Terlupakan (12): Api dalam Sekam

RIFKI berdiri tegak di tengah kerumunan, napasnya masih tersengal usai berlari dari motor yang mengantarkannya ke desa. Warga yang semula nyaris terpancing provokasi kini mulai tenang, menyadari bahwa ada yang berusaha mengadu domba mereka. Di seberang, Heru tampak menggertakkan giginya....

Pagar Laut yang Terlupakan (11): Matahari di Ujung Fajar

FAJAR merayap perlahan di ufuk timur. Cahaya samar mulai mengusir kegelapan yang menyelimuti desa pesisir itu. Di sepanjang jalan utama desa, puluhan warga sudah berkumpul. Mereka duduk bersila di atas tanah, berhadap-hadapan dengan barisan alat berat yang tertahan di...

Kisah Sufi: Timur Agha dan Bahasa Binatang

PADA zaman dahulu, ada seorang Turki bernama Timur Agha, yang mencari ke berbagai desa dan kota, dusun dan negeri, orang yang bisa mengajarinya bahasa binatang dan burung. Ke mana saja ia berkelana, diadakannya penyelidikan tersebut, sebab ia mengetahui...

Pagar Laut yang Terlupakan (10): Bara yang Tak Padam

PAGI itu, angin laut bertiup kencang, membawa aroma asin yang tajam. Di tepi desa, rumah-rumah yang telah rata dengan tanah masih menyisakan puing-puing berserakan. Sisa kebakaran semalam meninggalkan bekas hitam di beberapa dinding yang masih berdiri. Namun di balik...

Pagar Laut yang Terlupakan (9): Gelombang Perlawanan

REKAMAN yang berhasil diunggah Rifki menjadi senjata yang tak terduga bagi warga. Dalam hitungan jam, video tersebut menyebar luas. Potongan adegan pria-pria berbaju hitam menyerang warga, asap yang mengepul, dan wajah Arief yang terekam jelas memberikan gambaran nyata tentang...

Pagar Laut yang Terlupakan (8): Bayang-Bayang Teror

FAJAR menyingsing dengan getir di desa yang mulai dicekam ketakutan. Setelah kejadian semalam, semua orang tahu bahwa perlawanan ini tak lagi sekadar adu argumen atau negosiasi yang sia-sia. Mereka sedang berhadapan dengan musuh yang tak segan-segan memakai kekerasan untuk...

Pagar Laut yang Terlupakan (7): Bara di Balik Bayangan

LANGIT desa masih diselimuti kelam saat Pak Dahlan keluar dari rumahnya. Angin laut berembus kencang, membawa aroma asin yang menyesakkan dada. Tatapannya lurus ke depan, menembus kegelapan yang menggantung di ufuk timur. Ancaman lewat telepon semalam terus menghantui pikirannya. Bukan...

Kisah Sufi Jalaludin Rumi: Darwis dan Ahli Bahasa

JAKARTAMU.COM | Pada suatu malam. yang gelap, seorang darwis sedang melintasi sebuah sumur kering ketika didengarnya teriakan minta tolong dari dalam sumur itu. "Apa yang terjadi?" ia berseru ke dasar sumur. "Saya seorang ahli bahasa," jawab seseorang dari dalam sumur,...

Rumah yang Terlihat Penuh

PAGI itu, Lina menyiapkan sarapan seperti biasa. Telur dadar, nasi hangat, dan segelas teh manis. Tak ada yang istimewa. Tapi di dalam kepalanya, ada banyak hal yang berlarian, tak bisa diam. Jemuran yang belum terangkat, cucian piring semalam yang...

Pagar Laut yang Terlupakan (6): Gelombang Kemarahan

DI bawah langit senja yang kemerahan, suasana desa semakin tegang. Kepergian beberapa keluarga yang memilih menerima kompensasi menjadi pukulan berat bagi warga yang bertahan. Pak Dahlan menatap rumah-rumah kosong dengan sorot mata yang sulit ditebak. Ia memahami alasan mereka yang...

Dari Zalim, Luruhlah Ilmu

DALAM sunyi yang kian gersang, kemaksiatan menari di ruang terang. Yang jujur dibungkam dalam sel sepi, yang dusta ditabalkan di singgasana tinggi. Tatkala batil bersalin rupa, menjadi indah di mata massa, dan para pendusta disanjung merata, maka tahulah kita: dunia sedang luka. Saudaraku, jangan biasakan hatimu beku, melihat nista...

Pagar Laut yang Terlupakan (5) : Ombak yang Menggulung Harapan

SUASANA di desa semakin mencekam setelah pengumuman proyek strategis nasional itu disebarluaskan. Seolah menjadi tanda bahaya, aparat keamanan mulai sering terlihat di sekitar desa, berjaga dengan alasan "menjaga ketertiban." Namun, warga tahu betul tujuan sebenarnya: mengawasi dan menekan mereka...

Pagar Laut yang Terlupakan (4): Menantang Ombak Kekuasaan

MALAM itu, setelah iring-iringan mobil preman menghilang dari jalanan desa, warga masih berjaga di sekitar mushala. Wajah-wajah mereka dipenuhi kecemasan, meskipun kedatangan polisi tadi berhasil mengusir orang-orang suruhan Arief. Namun, semua tahu bahwa ini bukanlah kemenangan. Ini hanya sebuah...

Ketika Orang Baik Memilih Diam

JIKA dunia gemetar oleh tapak kezaliman, Bukan karena derap si lalim menindas dalam gelap, Tapi karena cahaya yang mestinya menyala, Justru memilih redup, terbungkam dalam senyap. Ali bin Abi Thalib telah mengingatkan, Bahwa jahat bisa menang bukan karena banyak, Namun sebab yang baik kehilangan suara, Membiarkan...

Kisah Sufi Jalaludin Rumi: Darwis dan Ahli Bahasa

PADA suatu malam. yang gelap, seorang darwis sedang melintasi sebuah sumur kering ketika didengarnya teriakan minta tolong dari dalam sumur itu. "Apa yang terjadi?" ia berseru ke dasar sumur. "Saya seorang ahli bahasa," jawab seseorang dari dalam sumur, "karena gelap,...

Sahabat Sejati, Lentera Hati

DI antara riuh dunia yang penuh puja, Ada satu jiwa yang diam-diam menjaga. Bukan yang datang kala tawa berbunga, Tapi yang setia saat luka tak reda. Ia tak banyak berkata manis, Namun bisunya menyiram tangis. Ia tak mengeluh saat harus memberi, Karena kasihnya lahir dari nurani...

Di Ujung Jalan, Kita Menentukan

SAAT rintik hujan mencium bumi, Awan pun pamit, menunaikan janji. Dedaun hijau berzikir syukur, Tanah pengharapan merekah subur. Sungai melenggang menuju muara, Setelah setia menari di belantara. Buih-buih putih di samudera luas, Menjadi peluk bahagia tanpa kuas. Mentari lelah dan tenggelam, Meninggalkan hangat dalam diam. Cahayanya tak sia-sia punah, Mengantar...

Kisah Sufi: Maut Datang ke Baghdad

PADA suatu hari, pengikut seorang Sufi di Baghdad sedang duduk di sudut sebuah losmen ketika didengarnya dua makhluk sedang bercakap-cakap. Dari percakapan itu, tahukah ia bahwa salah satu dari mereka adalah Malaikat Maut. "Aku harus menemui beberapa orang di...

Jalan Menuju Surga

DI pelataran waktu yang fana, Kita tapaki jejak mulia, Menabur harap dalam doa, Menuju surga yang tak ternilai harganya. Surga bukan mimpi sunyi, Ia janji dalam firman Ilahi: "Dan orang-orang beriman dan beramal saleh, mereka kekal di dalamnya tanpa lelah." Ada delapan gerbang yang terbuka, Bagi jiwa-jiwa yang...

Pemakzulan

Oleh Wahyudi Nasution | Wakil Ketua Pusat Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam) SEBENARNYA Pak Bei senang-senang saja setiap kali Kang Narjo mampir minta kopi di sela-sela tugasnya mengantar koran pagi ke rumah-rumah pelanggan. Pak Bei pun maklum, sahabatnya itu berangkat dari...

Latest News

Dua Luka dalam Satu Atap (13): Saat Rumah Tak Lagi Pulang

ADA pagi yang tak menyambut dengan cahaya, hanya dingin yang menggulung dari sela-sela jendela. Seperti pagi itu. Matahari seolah...