Cerbung: Dwi Taufan Hidayat dan Sugiyati
Malam itu begitu sunyi. Makkah masih terlelap dalam gelapnya malam. Namun, di rumah Ummu Hani, putri Abu Thalib, Rasulullah SAW tidak bisa tidur. Pikirannya masih dipenuhi oleh kesedihan dan kelelahan setelah perjalanan ke...
Cerbung: Sugiyati
Langit Hastinapura berubah kelam.
Awan hitam berkumpul, angin dingin berhembus menerpa benteng-benteng kota. Suasana mencekam merayapi setiap sudut. Para prajurit berdiri di pos masing-masing, merasakan ketegangan yang belum pernah mereka alami sebelumnya.
Di kejauhan, kabut tebal mulai membuka diri.
Dan...
Oleh: Dwi Taufan Hidayat
Hujan turun di luar jendela. Gemericiknya menyelinap masuk ke dalam sunyi, menemani seseorang yang sedang termenung sendirian di sudut kamar. Di atas meja kayu, secangkir kopi masih mengepul, tapi tak sedikit pun disentuh. Tangannya gemetar,...
Doa di Pagi yang Mulia
Di pagi Sabtu yang penuh cahaya,Kupanjatkan doa dengan jiwa yang hampa.Ya Allah, Engkau Yang Maha Kuasa,Ampunilah dosa kami dan keluarga.
Orang tua yang tulus membimbing langkah,Saudara dan sahabat yang setia di samping,Limpahkan rahmat-Mu tiada terbilang,Agar hidup...
Cerbung: Dwi Taufan Hidayat
Suara letusan senapan terdengar memecah keheningan pagi di sebuah desa di Magetan. Asap mesiu masih menguar di udara ketika seorang bocah lelaki berlari tertatih di antara reruntuhan rumah yang terbakar. Namanya Loekas, baru berusia tujuh...
Cerbung: Dwi Taufan Hidayat dan Sugiyati
Setelah kepergian Abu Thalib dan Khadijah, Makkah tidak lagi menjadi tempat yang aman bagi Rasulullah SAW. Perlindungan yang dulu diberikan oleh pamannya telah tiada, sementara dukungan dan ketenangan yang selalu ia dapatkan...
JAKARTAMU.COM | Pada suatu hari, seorang muda bernama Adi, Si Mesin Hitung karena ia belajar matematika memutuskan untuk meninggalkan Bokhara dan mencari ilmu yang lebih tinggi. Gurunya menasihatkan agar ia berkelana ke selatan, katanya, "Carilah makna Merak dan Ular."...
Cerbung: Sugiyati
Hastinapura terbakar.
Di bawah cahaya bulan yang tertutup asap, dua duel besar menentukan takdir kerajaan.
Di atap istana, Parikesit dan Aswatthama bertarung sengit, pedang beradu, percikan api beterbangan di udara.
Di gerbang barat, Vrishaketu menghadapi Mustakha, sang panglima perang lama...
Oleh: Dwi Taufan Hidayat
Di bawah cahaya mentari pagi, Pak Tarman melangkah dengan tenang di sepanjang trotoar kota. Seragam oranye lusuhnya berkibar tertiup angin, sementara tangannya menggenggam sapu lidi yang selalu setia menemani. Setiap hari, sejak fajar menyingsing, ia...
Doa di Hari Jumat yang Mulia
Di pagi Jumat yang penuh cahaya,kulangitkan doa dengan penuh makna,Ya Allah, ampunilah segala dosa,bagi kami, keluarga, dan sahabat tercinta.
Karuniakan umur yang bermanfaat,sehat wal afiat dalam selamat,tuntunlah kami ke jalan lurus,jalan yang Engkau ridhoi dan...
Oleh: Dwi Taufan Hidayat
Suara gemerincing koin jatuh di atas kotak amal kayu bergema di dalam masjid kecil itu. Zain menarik napas lega, lalu melangkah keluar sambil menatap langit sore yang mulai meredup. Dia tak pernah lupa untuk bersedekah,...
Forza Gamawijaya!
Cerbung: Dwi Taufan Hidayat
Pagi itu, embusan angin dari pesisir selatan membawa aroma tanah basah dan garam laut. Hutan di sekitar Urut Sewu masih berdiri kokoh, menyimpan jejak-jejak perlawanan yang telah berlalu. Namun, kisah tentang Gamawijaya belum benar-benar usai.
Di...
JAKARTAMU.COM | Ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa 'sanggahan' orang berpengetahuan lebih bernilai daripada 'dukungan' si bodoh.
Aku, Salim Abdali, bersaksi bahwa hal itu benar dalam lingkup kehidupan yang lebih agung, dan juga benar dalam tingkatan pengalaman yang lebih rendah.
Hal...
Cerbung: Sugiyati
Benturan pedang antara Parikesit dan Aswatthama bergema di dalam ruang rahasia istana Hastinapura.
Parikesit mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menangkis setiap tebasan. Aswatthama bukan lawan sembarangan. Ia adalah putra Drona, sang guru agung dalam Bharatayuda.
Serangannya cepat, penuh pengalaman,...
Cerbung: Dwi Taufan Hidayat dan Sugiyati
BOIKOT telah berakhir. Kaum Muslimin akhirnya bisa kembali menjalani kehidupan di Makkah setelah tiga tahun penuh penderitaan di Lembah Abu Thalib. Namun, kebahagiaan itu hanya bertahan sebentar.
Tahun itu menjadi tahun yang paling berat...
Oleh: Dwi Taufan Hidayat
Udara pagi masih menggigit ketika Vinsensia Ervina Talluma merapatkan jaket tipisnya. Di langit, semburat jingga mulai menyingkap sisa-sisa kegelapan. Ia melangkah dengan pasti, melewati jalan berbatu yang sudah begitu akrab di telapak kakinya.
Enam kilometer.Bukan...
Oleh: Dwi Taufan Hidayat
Semua mata menatap tajam,menunggu jejak, menakar langkah,apakah janji sekadar fatamorgana,atau nyata dalam sejarah.
Negeri ini lelah dijerat dusta,diikat oligarki, dijual kuasa.Jokowi telah membentang karpet merah,bagi mereka yang menghisap darah.
Kini engkau berdiri di persimpangan,membawa mandat, mengangkat pedang.Apakah...
Doa di Pagi Kamis
Oleh: Dwi Taufan Hidayat
Alhamdulillah, fajar menyapa,membawa cahaya, membelah gulita.Semoga sisa umur yang tersisa,berlimpah berkah, penuh makna.
Duhai Rabb, Sang Maha Kasih,anugerahi sehat, kuat nan gigih.Limpahkan rahmat tanpa henti,dalam taufik dan hidayah suci.
Bagi yang sakit, ringankan beban,sembuhkan...
DULU pernah petani ingin
Dipersenjatai untuk membunuhi santri dan priyayi
Tak jadi....
Anak petani justru berebut memasuki instalasi priyayi menjadi tentara, polisi dan pegawai negeri
Agar hidup tak pedih lagi
Agar bisa berkuasa dan menginjak sana -sini
Kini petani surut menyepi
Tanahnya berganti tuan dan peruntukan
Terisa...
TANGAN besi, otot kawat, tulang baja
Ditempa di kawah candradimuka
Terbang ke angkasa menunggangi mega
Menembus cahaya menghirup
Kuasa menaklukannya
Perang adalah mimpinya
Kemenangan adalah cita-citanya
Apa pun dilakukan
Penjaga ketertiban masyarakat
Dijadikan keamanan semesta....
Semuanya kini berwarna coklat
Gelap rasanya
Saudara Si Jagabaya diperintahkan keluar dari barak
Memasuki istana dan melempar...
Cerbung: Dwi Taufan Hidayat
MALAM di Kadipaten Ambal terasa lebih gelap dari biasanya. Rembulan bersembunyi di balik gumpalan awan pekat, seakan enggan menyinari tanah yang semakin sarat dengan intrik dan ketakutan. Angin laut berembus kencang, menerbangkan dedaunan kering di...
Cerbung: Sugiyati
Dari balik bayang-bayang pohon beringin tua, sepasang mata mengintai duel Parikesit dan Vrishaketu. Ia menyaksikan bagaimana duel yang seharusnya mengakhiri warisan dendam malah berujung damai.
Dendamnya mendidih.
"Aku tak akan membiarkan kedamaian ini bertahan lama," gumamnya dengan suara dingin.
Sosok...
Cerbung: Dwi Taufan Hidayat dan Sugiyati
Suasana Makkah semakin tegang. Setiap hari, dakwah Muhammad SAW semakin didengar, dan jumlah pengikutnya terus bertambah. Namun, seiring dengan itu, kebencian kaum Quraisy juga semakin membara.
Mereka telah mencoba segalanya—fitnah, siksaan, bahkan ancaman pembunuhan—tetapi...
Doa di Pagi Rabu
Oleh: Dwi Taufan Hidayat
Ya Rabb, di fajar yang suci ini,kusujudkan hati dalam doa penuh arti.Ampunilah kami, limpahkan rahmat,untuk keluarga, sahabat, dan umat.
Berikan usia yang penuh makna,dengan sehat dan selamat di tiap rencana.Bimbing langkah di jalan...
Cerbung: Dwi Taufan Hidayat
Malam turun dengan kelam di langit Ambal. Angin yang berembus dari Laut Selatan membawa aroma asin yang bercampur dengan bau tanah basah setelah hujan sore tadi. Di sebuah gubuk tua di tepi hutan, Sanggabumi duduk bersila,...
Cerbung: Dwi Taufan Hidayat dan Sugiyati
Muhammad SAW terus berdakwah tanpa gentar. Setiap hari, ia menyeru manusia kepada Allah, mengajak mereka meninggalkan berhala dan menyembah Tuhan yang Esa. Namun, seiring bertambahnya pengikut, tekanan dari Quraisy semakin meningkat.
Para pemuka...
Oleh: Dwi Taufan Hidayat
Matahari baru saja beranjak dari peraduannya, sinarnya menyapu lembut hamparan bukit dan lembah di Tigalingga. Asap tipis mengepul dari tungku-tungku dapur di rumah-rumah panggung yang berdiri di sepanjang jalan. Di sebuah sudut kecil di Merek,...
Cerbung: Sugiyati
Dari balik bayang-bayang pohon beringin tua, sepasang mata mengintai duel Parikesit dan Vrishaketu. Ia menyaksikan bagaimana duel yang seharusnya mengakhiri warisan dendam malah berujung damai.
Dendamnya mendidih.
"Aku tak akan membiarkan kedamaian ini bertahan lama," gumamnya dengan suara dingin.
Sosok...
Doa di Pagi Selasa
Puisi: Dwi Taufan Hidayat
Ya Allah, Engkau Maha Pengasih,Maha Penyayang, tiada terganti,Di pagi ini, kami berserah,Mohon limpahan berkah suci.
Ilmu yang benderang sinarnya,Mengalir deras bagai sungai,Jadikan hati luas samudra,Menampung hikmah yang Kau guyur damai.
Rizki halal, lapang mengalir,Seperti...
Cerbung: Dwi Taufan Hidayat
Fajar menyingsing di ufuk timur, membasahi hamparan sawah dan ladang di sekitar Kadipaten Ambal dengan cahaya keemasan. Namun, di balik ketenangan pagi, bara perlawanan mulai menyala kembali.
Di sebuah rumah sederhana di tepi hutan, Sanggabumi berdiri di...